Minggu, 20 Maret 2016

Isa Al Masih Membela Sang Ibu

Kisah tentang kelahiran Nabi Isa AS, tak bisa dipungkiri, merupakan sebuah mukjizat yang dibentangkan Allah SWT untuk menggambarkan salah satu tanda kekuasaan-Nya. Dia dilahirkan di atas muka bumi ini tanpa kehadiran seorang ayah. Maka dari peristiwa itu Maryam ibu Nabi Isa sempat mendapat tudingan miring lantaran dikira sebagai perempuan yang tidak suci. Padahal, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, termasuk menciptakan seorang anak tanpa kehadiran seorang ayah. Peristiwa itu membuat maryam menempuh ujian berat.

Maryam dipilih untuk melahirkan seorang anak tanpa sentuhan seorang lelaki satupun. Allah memilihnya karena ia seorang wanita suci, mulia dan pilihan. Sebagaimana diterangkan al-Quran, “ Dan ingatlah ketika Malaikat Jibril berkata, Wahai Maryam, Allah memilihmu, mensucikanmu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia yang semasa dengan kamu” ( QS. Ali Imran 3:42 )

Kisah Nabi Isa diabadikan dalam al-Qur’an, mulai dari cerita ia dilahirkan hingga ia diangkat menjadi nabi. Dalam al-Qur’an, Nabi Isa disebut dengan empat panggilan, Isa, Isa putra Maryam, putra Maryam dan al-Masih. Nabi Isa diutus Allah sebagai nabi untuk bani Israel dengan mengabarkan kitab injil yang diturunkan sebelum al-Quran.

Menjadi Wanita Pilihan

Syahdan, di sebuah ruangan kecil dari rumah suci yang dijadikan sebagai tempat ibadah itu, tinggal seorang wanita yang telah mengabdikan diri agar jauh dari kehidupan dunia. dialah Maryam, seorang wanita pilihan yang lahir untuk dinadzarkan oleh orang tuanya agar menjaga rumah ibadah. Meskipun dinadzarkan menjadi wanita yang harus tinggal menyendiri, anehnya dia tetap tidak dirundung kesedihan.

Wajah wanita itu seLalu rampak bersinar bagai sebutir manikam yang berkilau. Pun hati wanila itu dipenuhi dengan alunan dzikir, sehingga tak terbersit segumpal bebatuan yang menghilangkan pesona.

Selama menghuni rumah Allah itu, ía tidak tergoda dunia luar. Ia bisa menahan diri dari gejolak dan angkara. Sepi, sendiri dan hidup dalam balutan kesenyapan. Tidak ada celah yang menghubungkan dirinya dengan apa pun, antara wanita itu dengan dunia di luar rumah suci tersebut, kecuali sebuah jendela yang sesekali membuat wanita suci itu menengadah ke langit biru untuk sekadar melihat panorama keindahan alam semesta.

Tapi di hari yang menggelisahkan itu, tiba-tiba ia melihat sosok yang berkelebat. Hatinya berdebar-debar. Ternyata, ada sosok utusan Allah yang datang membawa sebuah kabar mendebarkan, sekaligus mencemaskannya. Seluruh ruang bermandikan cahaya. Saat melihat utusan itu, iapun disergap rasa takut hingga berkata, “ Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang maha pemurah, jika kamu adalah seorang yang bertaqwa “ (QS. Maryam 19:18)

Wanita itu benar-benar merasa tidak sendiri. Ketakutan kian mendekapnya. Ia berusaha menoleh kesegala penjuru ruangan tetapi ia tidak mendapatkan apapun diruangan itu. Lalu kedua matanya mulai memandang penuh hati-hati dan waspada. Cahaya putih yang dating tiba-tiba itu membuatnya begitu takut. Tak lama kemudian utusan Allah yang tak lain adalah Malaikat Jibril itu akhirnya berkata kepadanya, “ Sesungguhnya, aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci ( QS. Maryam 19:19)  diayat lain dikisahkan bahwa malaikat yang datang itu telah memberi nama kepada putra yang akan dilahirkannya, sebuah nama yang langsung diberikan Allah, yakni Isa. Isa akan menjadi terhormat didunia dan akhirat, dan termasuk hamba yang didekatkan disisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah, “ Hai maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu ( dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan ) dengan kalimat ( yang datang ) dari-Nya, namanya al-Masih Isa Putra maryam, seorang terkemuka didunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah, dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk diantara orang-orang yang saleh “ ( QS. A Imran 3:45-46 )

Setelah mendengarkan apa yang baru disampaikan utusan Allah itu, wajah wanita itu pucat. Ia menundukkan kepala, ia bingung dengan kabar yang disampaikan oleh malaikat jibril yang membuatnya tak mengerti. Ada sekelumit pertanyaan yang lalu ia ungkapkan, “ Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!” ( QS. Maryam 19;20)

Utusan Allah yang memberi kabar gembira pada maryam itu kemudian berkata, “ Demikianlah.” Tuhanmu berfirman: “ Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat kami menjadikanya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami, dan hal itu adalah perkara yang sudah diputuskan “ ( QS. Maryam 19:21 ) setelah memberikan kabar tersebut utusan Allah itu kemudian menghilang.

Hari-hari yang Sulit

Maryam tahu dan paham, bahwa setelah hari itu dia akan mengalami hari-hari yang sulit. Dipundak wanita suci itu akan tersemat beban yang berat, sebuah tanggung jawab besar, lantaran dia mengandung anak sang kalamullah dan Ruhullah yang menghuni didalam rahimnya. Seharusnya, pilihan yang sudah ditetapkan oleh Allah itu akan membuatnya berbangga hati, karena menjadi wanita pilihan diantara wanita-wanita yang ada.

Tetapi, beban berat itu ternyata bukanlah sembarang beban, sebuah beban yang bias lepas setelah ia melahirkan. Karena itu dia diliputi kekhawatiran. Sebuah kekawatiran ikhwal apa yang akan terjadi dikemudian hari kelak. Betapa tidak, ia sadar bahwa ia selama ini belum pernah disentuh seorang laki-laki manapun, tiba-tiba dianugerahi Allah akan melahirkan seorang anak. Tak salah, jika hatinya terus bertanya-tanya. “ bagaimana orang-orang nanti akan percaya bahwa seorang anak bisa lahir tanpa seorang ayah?”

Waktu pun berlalu. Kandungan maryam berbeda dengan kandungan umumnya wanita yang hamil. Ia tidak merasakan sakit, tidak pula merasa berat, ia juga tidak merasakan sesuatu yang bertambah diperutnya. Pasalnya, perutnya tidak membuncit seperti umumnya wanita. Alhasil, kehamilan itu merupakan sebuah mukjizat.
 
Akhirnya, waktu yang ditetapkan Allah itu tiba. Sebagaimana digambarkan dalam al-Quran “ Maka maryam mengandungnya, lalu dia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh “ ( QS. Maryam 19:22 )  hari itu, ia merasa bahwa sesuatu akan terjadi. Kakinya mengikuti sebuah bisikan yang membawanya ke suatu tempat. Tempat itu tidak biasa dikunjungi seseorang, sebuah tempat yang tidak diketahui oleh seorangpun kecuali maryam. Disisi lain, juga tidak ada orang yang tahu bahwa maryam sedang hamil dan akan melahirkan. Mihrab yang menjadi tempat ibadahnya selalu tertutup. orang-orang mengetahui bahwa Maryam sedang sibuk beribadah dan tidak ada seorang pun yang mendekatinya.

Sesampai di tempat itu, Maryam duduk beristirahat di bawah pohon kurma yang besar dan tinggi. Maryam mulai merasakan perutnya sakit. Rasa nyeri itu kian terasa hingga akhirnya iapun melahirkan. “ maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon  kurma, dia berkata “ Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan” (QS. Maryam 19:21)

Hati Maryam gelisah. Sebab, ia tahu, setelah itu ia akan dihadang tatapan mata orang-orang yang curiga  dan penuh tanda Tanya, mempertanyakan kelahiran bayi yang ia kandung. Tapi disaat gelisah menyergap dan mencengkeram dirinya tiba-tiba ia mendengar malaikat berkata, “Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurrna yang masak kepadamu maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka berkatalah: ‘Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini” (QS. Maryam 19:24-26)
Maryam pun merasakan ketenangan. Ia melihat al-Masih penuh kecintaan. Anak itu baru dilahirkan beberapa saat yang lalu, tetapi ia langsung memikul tanggung jawab ibunya di atas pundaknya. Segumpal kekhawariran masih tersimpan di sudut hati Maryam hingga ia bertanya pada bayi yang baru saja dilahirkan, “Anakku, bagaimana dengan orang - orang? Apa yang akan kukatakan pada mereka, ya Ruhullah?”

Isa - sang mukjizat - yang lahir tanpa seorang ayah itu tersenyum kepada ibunya. Senyum itu seketika membuat wanita itu diselimuti ketenangan hati. Dia kemudian meletakkan bayi tersebut ke dalam pangkuannya. Tak lama kemudian, ia membawanya pergi. Wanita itu pergi meninggalkan tempat tersebut, menuruni bukit dan kembali ke tempat suci yang selama ini ia tinggali.

Tatkala Mariyam kembali, orang-orang melihat dengan sorot mata penuh heran. Pasalnya, orang-orang melihat Maryam kembali membawa bayinya. Tak mustahil, kalau salah satu dan mereka itu kemudian mencibir: “Lihatlah... Itu Maryam, anak Imran, membawa seorang bayi!” “Bagaimana bisa?” tanya yang lain. Dalam waktu singkat, kabar kedatangan Maryam yang membawa bayi itu segera tersebar. Mereka menggunjing ikhwal bayi yang dibawa wanita suci itu. Bahkan, beberapa orang yang hatinya penuh kebusukan menuding Maryam telah berbuat mungkar. dan mereka kemudian menuduh Maryam telah benbuat zina.

Kedatangan Maryam kian menghebohkan. Sebab orang-orang itu tahu bahwa Maryam adalah seonang wanita yang belum menikah dan masih perawan. Lantas, siapakah bayi yang dikandung Maryam itu?

Isa membela Sang Ibu

Akhirnya kabar miring itu sampai di telinga ahli nujum dan juga Nabi Zakaria. mereka pun segera pergi ke tempat suci yang ditinggali Maryam untuk melihat secara langsung. Begitu mereka tiba, salah seorang Ahli Nujum berkata kepada Maryam dengan kasar, “ Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.” ( QS. Maryam19:27 )

Sementara yang lain menimpali dengan perkataan, “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”  (QS. Maryam 19:28)

Maryam tidak berkata apapun. Ia hanya memandang wajah kaumnya itu dengan penuh cahaya kemilau dan keyakinan. Ia lalu menunjuk kearah bayinya yang ada didalam buaian. Tentu saja, orang-orang itu heran dan tidak paham sama sekali dengan apa yang dimaksudkan Maryam, “ Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih didalam ayunan? ( QS. Maryam 19:29)

Isa – Bayi yang masih mungil itu tiba-tiba menjawab pertanyaan yang diajukan mereka kepada Maryam, “ Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab ( Injil )  dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikanku aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan kembali ( QS. Maryam 19:30-33)

Anak yang masih kecil itu berbicara dibuaiannya, seorang anak kecil yang lahir tanpa seorang ayah, anak kecil yang mengatakan bahwa Allah SWT telah memberinya Al-Kitab dan menjadikannya seorang nabi.  Ini adalah Mukjizat, tidak aneh, jika orang-orang yang mendengar ucapan Isa begitu takjub dan terkejut hingga membuat hatinya bergetar. Mereka hanya bias memandang Isa dengan penuh keheranan.

Sebuah keajaiban telah terjadi didepan mata mereka. Seketika itu, Nabi Zakaria tak ragu dan percaya bahwa Isa adalah utusan Allah. Ia segera bersujud kepada Allah. Sedang sebagian yang lain, ada yang bias menerima kejadian itu sebagai mukjizat dan menimaninya. Tapi sebagian yang lain masih tertutup hatinya. Padahal, ucapan Isa itu sebuah mukjizat. Pun sebagai pembelaan terhadap maryam yang dituduh berbuat zina oleh orang-orang yahudi.

Sumber : kisah-kisah terbaik Al-Quran, Kamal as-sayyid, Pustaka Zahra, Jakarta

Tidak ada komentar: