Minggu, 20 Oktober 2019

Islam dan Sains : Kenapa Islam Melarang mengkonsumsi darah?

“ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah dan daging babi dan Daging hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa ( memakannya) bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 173)

 Hikmah di balik larangan Allah mengonsumsi darah sudah muncul selama 20 abad. Dengan alirannya, darah membawa vitamin, hormon, oksigen dan zat-zat seperti protein, gula dan lemak. Semuanya diserap selama proses pencernaan ke sel. Aliran darah diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Di sisi lain, darah juga membawa berbagai racun dan produk limbah yang perlu dikeluarkan dari tubuh.

Mengonsumsi darah akan meningkatkan kadar urea, zat berbahaya yang diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, dapat merusak fungsi otak dan bahkan mengakibatkan koma. Karena sifatnya selalu ada senyawa berbahaya dalam darah, bahkan jika diambil dari hewan yang sehat sekalipun.

Terlebih lagi, darah bukanlah lingkungan yang steril, dengan kata lain sangat ideal bagi kuman untuk tumbuh karena mikroba memiliki peluang besar untuk memberi makan darah, itu merupakan lingkungan yang ideal bagi mereka. Ketika dalam kesetimbangan dengan fungsi cairan lain dalam tubuh dan sistem kekebalan tubuh, darah tidak mendukung mikroorganisme, karena merupakan penyakit. Pada individu yang sehat, mikro-organisme ini hidup dengan memanfaatkan satu sama lain di dalam tubuh.

Ketika ada bagian yang terganggu, maupun keseimbangan internal rusak, mereka dapat berubah menjadi mikro organisme yang menyebabkan penyakit.

Selain itu, darah tidak cocok digunakan sebagai produk makanan. Tingkat protein dicerna seperti albumin, globulin dan fibrinogen rendah, hanya 8 gram dalam ml. darah. Hal yang sama berlaku untuk lernak. Darah mengandung tingkat hemoglobin tinggi, protein kompleks yang sangat sulit dicerna dan tidak dapat diterima ke perut. Ketika bekuan darah, fibrinogen protein menimbulkan piring yang mengandung eritrosit (sel darah merah) dengan berubah menjadi fibrin. Fibrin adalah salah satu protein yang paling sulit untuk dicerna, sehingga membuat darah, lebih sulit untuk dicerna. Kesimpulan para ahli kesehatan sepakat bahwa darah tidak layak untuk dikonsumsi manusia dalam bentuk apapun.

Banyak orang belum mengetahui hikmah di balik mengonsumsi darah. Mereka yang beriman dan percaya kepada Allah, mematuhi segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya akan menikmati kehidupan di bawah perlindungan Allah dan rahrnat yang tak terbatas serta menjadi orang orang yang beruntung di dunia maupun di akhirat. .

 Sumber : Rubrik Islam dan Sains Majalah Nurul hayat Edisi 146 hal 20

Tidak ada komentar: