Minggu, 07 Agustus 2016

Cara Sholat Khusuk

Entah sudah berapa kali saya ketik “ CARA SHOLAT KHUSUK “ sebagai kata kunci di mesin pencari google, dan lalu yang muncul kemudian begitu banyak kiat dari situs situs keagamaan, pesantren maya dan juga dari berbagai blog.  dan setelah saya baca dan cermati, disana sini begitu banyak cara yang di sajikan. dari berbagai metode yang diberikan, semua hampir senada walau dengan gaya bahasa yang berbeda.  Beberapa yang sempat terekam dan tercatat adalah :  

  1. Ketika sholat, bayangkan seolah olah engkau, sungguh-sungguh berada dihadapan Allah. Jika itu sulit bayangkan saja Allah sedang melihat dan memperhatikan sholatmu.
  2. Ketika engkau sholat, bayangkan itu adalah merupakan sholatmu yang terakhir.
  3. Ketika engkau sholat bayangkan malaikat- malaikat Allah ada disekelilingmu, dan malaikat Izrail pencabut nyawa ada dibelakangmu.
  4. Ketika sholat jangan biarkan hati dan pikiran kemana-mana. Tinggalkan dan tanggalkan seluruh urusan duniawi
  5. Usahakan mengerti arti bacaan-bacaan dalam sholat sehingga waktu mengucapkannya mengerti maksud dari apa yang diucapkannya.
  6. Persiapkan diri untuk sholat ketika mulai diperdengarkan adzan, berwudlu dengan benar, menggunakan baju bersih untuk sholat, sholat tepat waktu.
  7. Tuma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika sholat, beliau melakukan tuma'ninah hingga semua anggota badan beliau kembali pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa khusyu' tanpa tuma'ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah menghilangkan kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
  8. Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri.
Beberapa kiat yang disampaikan diatas memang tidaklah salah, Namun pada prakteknya ternyata tidaklah mudah, pikiran masih saja tidak bisa terfokus. masih saja keluyuran kemana-mana.

Pencarian pun saya lakukan kembali untuk mencari pendapat-pendapat lain yang mungkin bisa melengkapi dari cara-cara yang telah saya dapatkan sebelumnya. Tapi ternyata lagi - lagi semua pendapat juga nyaris bernada sama. yaitu bagaimana saya harus memposisikan diri lahir bathin ketika melakukannya.  dan prakteknya selalu saja gagal, bila takbiratul ikram sudah agak konsen, sesaat kemudian pikiran sudah mulai keluyuran kemana-mana, hal-hal remeh yang sebenarnya tidak pernah saya pikirkan ketika diluar sholatpun tiba-tiba saja muncul didalam sholat.  


namun demikan pencarian tetap saya lakukan, sampai pada suatu ketika dalam pengajian ba’da maghrib di sebuah masjid, seorang ulama sepuh memberikan tausiahnya tentang pentingnya sholat berjamaah..  beliau mengatakan, “ Bila sulit untuk bisa khusu’ dalam sholat anda, usahakan untuk ikut sholat berjamaah secara istiqomah “  Nah inilah cara yang insyaallah sampai sekarang sedang saya upayakan dengan sebaik-baiknya.  

Dan dalam penelusuran saya, dari waktu ke waktu, baik itu bersumber dari tausiah pengajian, media online, maupun nasehat batin.. saya pun sedikit demi sedikit mencoba menggiring hati ke suatu kesimpulan :

  1. Jangan anggap Sholat itu suatu kewajiban, tapi lebihkanlah menjadi suatu kebutuhan, seperti halnya kamu butuh makan dan juga minum. karena jika hanya menganggap itu merupakan suatu kewajiban, maka terkadang sholat  dilakukan hanya untuk menggugurkan kewajiban semata. Dan karena hanya untuk menggugurkan kewajiban, tentu bisa jadi sholat hanya dilakukan semaunya dan se-asalnya, asal tidak melampaui waktu-waktu sholat dianggap tidaklah mengapa. Dan tentu itu Jauh dari istiqomah untuk menjaga sholat tepat waktu, sangat terkesan, pokoknya sudah melakukan sholat.
  2. Jika berhasil menjadikan sholat itu sebagai suatu kebutuhan, maka tentu sholat akan menjadi moment yang paling ditunggu-tunggu kedatangannya. Seperti halnya seorang yang berpuasa menunggu datangnya berbuka. pun seperti halnya sepasang suami istri yang karena suatu sebab terpisah begitu lama, ..ada semacam kerinduan yang mendalam.. yah, suatu kerinduan yang begitu luar biasa menunggu ketika suara adzan diperdengarkan. yang akhirnya panggilan Allah SWT itu bagai sebuah magnet besar yang kuat yang menarik hati dan langkah setiap kali diperdengarkan.
  3. Memperhatikan betul adab-adab sholat. Sholat adalah suatu metode / cara yang telah diajarkan Nabi sebagai sarana komunikasi secara “resmi” seorang hamba kepada Tuhannya. Sholat adalah sebagai bentuk penghambaan manusia kepada penciptanya. Nah karena itu, sudah barang tentu, merupakan hal yang lumrah jika seorang hamba betul-betul akan menyiapkan lahir dan bathinnya ketika akan melakukannya.
- Secara lahir
Mari kita analogikan dengan hal sebagai berikut, ketika ada seorang rakyat dipanggil menghadap seorang presiden atau raja atau penguasa untuk diberikan penghargaan, suatu hal yang pasti dan wajar, seseorang itu akan bersiap dengan segala sesuatunya, dia akan tampil dengan penampilan yang terbaik, baju bagus, memakai wangi-wangian dan lain sebagainya.  Karena dia merasa akan bertemu dan bertatap muka dengan seorang yang special. Dia akan mengawali dan rela menunggu berjam-jam sekalipun diluar ruang pertemuan.  Nah mari berkesimpulan sendiri bagaimana baiknya bila kita menghadap yang telah menciptakan kita, padahal untuk menghadap sesama mahluk saja dibuat sedemikian spesialnya.
- Secara bathin
Ini sulit, karena umumnya bathin dan pikiran tidak bisa selalu ada ditempatnya, seperti grafik yang naik turun. Akan tapi jika sholat itu sudah dilandasi oleh rasa bahwa kita sangat butuh itu, tentu lambat laun khusu’ itu bisa saja tercapai dengan sendirinya. Tentu semua itu adalah karena rahmat hidayah dari Allah semata.

  1. Menjaga waktu sholat dengan istiqomah dengan berjamaah.
Inilah cara yang paling mudah untuk dapat melakukan sholat dengan baik. Penjelasan banyak ulama, bahwa dengan berjamaah, andaipun tidak bisa khusu’ secara sempurna. Namun nilai ibadah bisa saling melengkapi satu sama lain. Hadiah pahala bagi yang berjamaah lebih banyak daripada dilakukan sendiri. Sesuai pengalaman dan pengamatan saya. Kalau berjamaah lebih baik mengambil shaf yang paling depan. Karena jika tidak kadang hal-hal kecil bisa saja mengganggu ibadah kita, contoh : dari mulai ornamen baju yang menyolok, kaos / baju bertulis, sampai merk sarung kadang ikut nimbrung menyita konsentrasi.  Walau ini terkesan sepele tapi kadang juga cukup mengganggu, makanya saya selalu menyembunyikan merk sarung takut yang ada dibelakang ada yang komen dalam hati.. “ Owh.. Sarungnya merk gajah jongkok ya.. hmm.. ternyata bagus ya..  beda sama yang sebelah itu apalagi itu dan itu.. “  wah, sholat kok malah jadi komentator  Indonesia Mencari Sarung.. hehe…

Buat saya, bisa hadir untuk sholat berjamaah itu adalah anugerah. Dalam doa setelah sholat sering kali saya juga ungkapkan rasa syukur itu, yaitu Anugerah Sholat Berjamaah. Karena ternyata tidak semua orang diberi anugerah itu.. andai semua mendapat anugerah itu sudah barang tentu masjid akan penuh sesak dengan jamaah. Dan Anugerah itu sendiri bisa disebut dengan Hidayah dari Allah. yang merupakan hidangan rohani yang terlezat dari Tuhan semesta alam.

Semoga kita dimudahkan untuk menjadi orang-orang yang khusu'.. sehingga  sholat kita benar-benar mampu menjadikan diri kita menjadi pribadi yang baik dan diridhoi Allah Ta'ala.. Aamiin..

Tidak ada komentar: