Selasa, 25 Agustus 2015

"Itu Bukan Kesedihanku"

Suatu ketika sebuah pabrik besar yang mengolah perabotan berbahan dasar kayu terbakar  hebat dan nyaris habis tanpa menyisakan apapun.  Pemilik perusahaan yang sudah lanjut usia melihat itu lalu menangis hebat karena merasa kehilangan.  Setelah beberapa lama, anaknya datang dengan tergesa gesa dan berkata, ” Ayah, mengapa ayah menangis?”  Apakah ayah lupa bahwa kita telah menjual perusahaan itu seminggu yang lalu?..”
Kata-kata anaknya itu spontan dapat menghentikan aira mata si orang tua itu..

Renungan :

Bagi hati nurani yang ”hidup” Penderitaan orang lain seperti turut membekas dalam hatinya walau untuk beberapa saat. Namun bila hati nurani telah mati.. ia akan berkata, ” Ah, yang kehilangan kan bukan aku, buat apa aku bersedih?..”

Tidak ada komentar: