Pada hari itu, orang tua yang buta itu merasakan jika orang yang menyuapinya kali ini bukanlah orang yang biasa menyuapinya. Bertanyalah orang tua yang buta, "Kau bukanlah orang yang biasanya menyuapiku, ke manakah gerangan orang yang biasa menyuapiku.?.."
Orang yang menyuapi itu bertanya, "Bagaimana kau tahu kalau aku bukanlah orang yang biasa menyuapimu, sedangkan engkau tidak bisa melihat?” Orang tua itu pun menerangkan, "Orang yang setiap hari menyuapiku itu, akan mengunyah terlebih dahulu makanan itu sebelum memasukkannya ke mulutku, karena dia tahu gigiku sudah tidak kuat lagi mengunyah makanan."
Orang yang ada di hadapannya yang ternyata adalah Sahabat Nabi Abu Bakar shidiq tak kuasa menahan tangis dan bertanya kembali, "Tahukah engkau siapa yang biasa menyuapimu setiap hari ?", Orang tua yang buta itu menggelengkan kepala. Abu Bakar berkata, "Orang yang menyuapimu setiap hari adalah Muhammad, yang biasa engkau caci maki dan sekarang ia telah tiada."
Betapa terkejutnya orang tua yang buta mengetahui akan hal itu. Ia pun tersungkur menangis sejadinya dan seketika itu juga mengucapkan kalimat syahadat sebagai sebuah pengakuan atas ke-Esa-an Tuhan dan kemulian Nabi Muhammad.
TELADAN :
Jika hinaan dibalas
dengan hujatan, lalu apa bedanya antara orang yang dihina dan orang yang
menghujat.
Nabi Muhammad sebagai sosok
yang berkepribadian mulia menginginkan umatnya memiliki akhlak yang mulia pula,
seperti yang beliau contohkan. Banyak sekali hujatan dan penganiayaan yang
beliau terima, namun Nabi Muhammad mampu mengatasinya tanpa harus kehilangan
kemuliaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar