Suatu hari seorang
suami mengadu kepada orang tuanya. Dia mengadukan istrinya yang akhir-akhir ini
telah berubah sifat, istrinya mudah sekali marah dan tidak jarang karena hanya hal
sepele akhirnya menjadi pertengkaran besar. Lalu orang tua seorang suami itu bertanya, “ Apakah dari awal menikah
isterimu memiliki sifat pemarah seperti itu nak? “ “ Oh tidak, dia tidak menjadi pemarah seperti
sekarang ini “ jawab suami itu. “ Atau mungkin
kamu yang memang berbuat salah padanya hingga dia marah seperti itu nak?
Tanya
orang tuanya lagi… “ tidak juga pak, bu, bahkan saya adalah suami yang paling
penyabar..” jawabnya lagi.. setelah
sekian lama tanya jawab, orang tuanya bertanya lagi, “ apa hal yang paling
sering kamu lakukan akhir-akhir ini? “Saya
sering membantunya, mulai masak sampai dengan mencuci baju?
“ Oh ya?!, Apa semua
baju istrimu, kamu yang juga mencucinya ? “
“ iya “ jawabnya
“ Termasuk pakaian
dalam istrimu !? “
“ Iya “ jawab
seorang suami itu tak ragu..
“ Nah, ketahuan
sekarang!, Nak, dalam adat kebiasaan kita di jawa, itu hal yang tidak boleh
dilakukan, tidak seharusnya kamu yang mencuci baju istrimu, apalagi sampai
sampai sesuatu yang dipakai didalam kamu juga yang mencucinya, pantas saja istrimu
jadi berani sama kamu.. “ kata orang tuanya
“ oh jadi begitu ya pak,
bu “
“ iya nak, tinggalkan kebiasaan itu… “
Seminggu kemudian………
“ benar pak, bu… walau
secara tidak langsung, ternyata dia tidak marah lagi sama saya.. “
“ Oh, ya?
Lalu bagaimana istrimu setelah melihat kamu tidak membantu pekerjaannya itu
lagi? “
“ Soal pekerjaannya saya terus
membantunya pak, bu, tapi saya punya cara yang ternyata itu berhasil “
“ caranya bagaimana?
“ tanya orang tuanya..
Mulai minggu kemarin sepulang dari sini,
saya langsung beli mesin cuci, nah karena yang nyuci itu bukan saya langsung,
sekarang marahnya dia sering nggebrak2 mesin cucinya.. setidaknya amarahnya tidak langsung ke
saya.. wkwkwkwk “ katanya puas…
“ Nak, kalau bisa kamu kirim saja ke laundry ya,
biar yang disemprot istrimu tukang cuci laundrinya“ kata ibu dengan wajah
sewot…
RENUNGAN
Cerita diatas memang terkesan lelucon,
tapi sebenarnya hal itu memanglah benar, itu adalah petuah turun temurun dari
nenek moyang dulu, bahwa tidak sepantasnyalah seorang suami yang tugasnya
mencari nafkah, sampai ikut mencuci baju
istrinya sampai-sampai itu adalah sesuatu yang dipakai didalam. Jika ditilik dari kaca mata pandang agama,
Suami yang membantu urusan utama isteri itu sama halnya mengurangi kesempatan
istri mendapatkan kebaikan untuknya, mencuci memasak dan melayani suami itu
adalah sebagai bentuk amal sholehah bagi istri.
Istri yang baik tentunya akan menolak dengan keras hal itu, karena dia
ingin hadiah dan keridhoan Allah SWT untuknya karena taat dan berbakti kepada
seorang suami.
“ Abdullah Bin Masud r.a. meriwayatkan
bahwa Nabi SAW bersabda: “Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya,
maka Allah SWT mencatat baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu
kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memintakan
ampunan baginya, dan Allah s.w.t. mengangkat seribu derajat untuknya.”
Nah, ayo para istri-istri semua, cuci sebanyak
banyaknya.. dan raih semua pahalanya.. hehe.. semangat!!
2 komentar:
ayo para istri,, semangatlah melayani suamimu.. termasuk mencuci pakaiannya.. kalo perlu celana yg mereka pakai saat ini suruh lepas sekarang juga.. yukk.. cuci.. dan dapatkan segala keberkahan dari yang anda lakukan.. pengabdian anda terhadap suami anda yg anda cintaii..
Adat yg bikin wanita jd budak!!!
Posting Komentar