Saya pernah membaca di
sebuah artikel di sebuah diblog, tapi saya lupa linknya. Intinya, artikel itu membahas tentang sebuah
penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan yang berhasil menemukan dimana
sebenarnya Letak cinta itu.. Dalam bahasannya disebutkan, letak cinta itu ternyata ada
didalam otak. Segala sesuatu yang menyangkut penalaran perasaan pemikiran baik
yang logis maupun yang lebih bersifat intuitif semua ada didalam otak, sebagaimana cara kerja otak yang dibagi menjadi 2, otak kanan dan otak kiri.
otak kanan yang memiliki kemampuan yang mencakup hal-hal yang tidak logis dan
lebih ke hal yang intuisi
yaitu kemampuan untuk mengetahui insight tanpa penalaran sadar, musik, puisi, seni dan segala bentuk keindahan lainnya, dan juga dalam hal persepsi holistik. Sementara itu otak kiri bertugas mengurai dan merakit kembali konsep-konsep kemudian diolah kedalam penalaran logis. Dalam penelitian tersebut, Cinta yang terletak didalam otak itu ternyata letaknya berdampingan dengan pemicu nafsu. dan keduanya hanya dipisah dengan pembatas yang tipis.
yaitu kemampuan untuk mengetahui insight tanpa penalaran sadar, musik, puisi, seni dan segala bentuk keindahan lainnya, dan juga dalam hal persepsi holistik. Sementara itu otak kiri bertugas mengurai dan merakit kembali konsep-konsep kemudian diolah kedalam penalaran logis. Dalam penelitian tersebut, Cinta yang terletak didalam otak itu ternyata letaknya berdampingan dengan pemicu nafsu. dan keduanya hanya dipisah dengan pembatas yang tipis.
Cinta dan hawa nafsu hanya tersekat tirai tipis dan nyaris menyatu… Virus
cinta itu adalah hawa nafsu, sedikit sekali orang yang bisa lolos dari jeratan
hawa nafsu ketika mulai bersinggungan dengan cinta… dengan melakukan hal-hal
yang sebenarnya menyederai cinta… namun tetap saja berdalih dan melakukan
pembenaran bahwa itu bagian dari cinta.. Cinta
diturunkan tentu untuk tujuan yang baik.. dan idealnya, cinta harus tetap
dibiarkan putih bersih dan terlindungi.. melindungi cinta dengan iman, dan
membungkusnya dengan takwa kepada sang pembuat-Nya… mengerti, memahami dan
berani melakukan norma-norma yang harus ditaati… hingga cinta sampai dengan selamat
pada titik akhir, yang akan membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi pelakunya
dan itu tentu hal yang disukai sang pembuat cinta..
Sama saja,
Orang yang lagi jatuh Cinta yang sejatuh jatuhnya, dengan orang yang di injeksi dengan cairan pemati rasa dengan dosis tinggi. cinta yang ibarat cairan pemati rasa itu
menyebar dan melumpuhkan syaraf-syaraf sadar di otak dan benar benar memukul
mundur logika yang jadi benteng terdepan tubuh untuk mereaksi sesuatu. Ketika mata melihat warna Hitam yang akhirnya
dibilang putih.. ketika lidah tak bisa lagi bedakan rasa pahit yang katanya
manis, racun dianggap madu… duduk
ditrotoar asal bersama katanya seperti duduk-duduk ditepian Niagara... tiduran
dibawah jembatan bak dihotel bintang 5.. kecebur selokan, asal berdua katanya bak
mandi sauna… sampai kecoak lho dikira kupu-kupu… dan nyatanya ketangkep hansip
waktu pacaranpun dibilang kejadian yang so sweet dan malah bikin bahagia .. hehe. Dan
Endingnya bisa ditebak kalau Cinta yang sudah sedemikian butanya.. melakukan hal
yang dilarang pun sudah dianggap hal yang lumrah dan wajar-wajar saja.. Nah
disaat itulah tabir antara cinta dan hawa nafsu mulai tersingkap.
Ternyata Nabi Muhammad SAW, telah mengingatkan hal itu, seperti
yang diriwayatkan HR. Abu Dawud dan Ahmad, “…Cintamu kepada sesuatu menjadikan
kamu buta dan tuli… “
Sekarang yang jadi
pertanyaannya, akankah kita bisa tegar menjadi pengemban amanah untuk tetap
setia memperlakukan cinta sebagaimana mestinya? Atau akankah kita dengan
sengaja menyingkap tirai tipis penyekat antara cinta dan nafsu itu, dan memperlakukan
cinta dengan sesuka hati kita? Cinta
yang terbungkus dengan nafsu itulah yang akan mengantar manusia menuju ke tidak
ridhoan Pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar