Dimasa
sekarang, orang yang mengalami gangguan tidur lumayan mudah ditemukan. Gangguan
tidur muncul karena berbagai sebab, antara lain, akibat masalah medis, gaya
hidup dan faktor lingkungan. Gaya hidup yang membuat seorang mengalami kurang
tidur, antara kebiasaan mengkonsumsi kafein secara berlebihan, jarang olahraga,
dan merokok. Orang dengan jadwal tidur kurang teratur termasuk mereka yang
sering terbang melampaui beberapa zona waktu, berisiko mengalami gangguan
tidur.
Gangguan tidur juga bisa muncul secara alami. Bisa disebut, kualitas tidur seseorang akan menurun
seiring bertambahnya usia. Hal itu biasanya disebabkan oleh perubahan
degeneratif dan penambahan berat badan. Umumnya gangguan tidur ditunjukkan
dengan gejala mengantuk berlebihan sepanjang hari, insomnia, gangguan
pernafasan saat tidur, atau perilaku abnormal selama tidur.
Apa
sebenarnya yang terjadi, saat orang menderita gangguan tidur atau kurang tidur?
Pada mereka yang kurang tidur, pikiran, memori, konsentrasi, kesigapan termasuk
mood atau suasana hati akan terganggu. Gangguan tidur juga bisa menyebabkan
depresi dan menurunnya daya tubuh. Pada anak-anak, bisa mengakibatkan gangguan
pertumbuhan. Namun, tidak perlu khawatir kebanyakan gangguan tidur dapat
diperbaiki dengan menanamkan pemahaman mengenai cara tidur yang baik, pemberian
obat dibawah pengawasan dokter dan modifikasi prilaku penderita.
Ambil contoh kasus insomnia, gangguan ini ini
sering dijumpai pada wanita usia lanjut. Mereka yang menderita insomnia akan
mengalami sulit tertidur, sulit mempertahankan tidur atau tidur tidak
menyegarkan. Pemicunya bisa lebih dari
satu, termasuk faktor psikologis dan gaya hidup. Diantara penyebab itu adalah
stress yang berlebihan dan tidak ditangani secara tuntas, depresi dan
kecemasan, kebiasaan tidur dan pola tidur yang tidak teratur, serta kosumsi
kafein berlebih. Atau karena menderita penyakit parkinson atau stroke. Untuk
mengatasi gangguan insomnia, dapat dicoba dengan mengubah gaya hidup dan
menggunakan obat. Namun obat-obatana diberikan jika dirasa perlu dan sangat
dibutuhkan.
Balas
dendam tidur panjang di akhir pekan bukanlah solusi jitu untuk menutupi
kurangnya waktu tidur. Tidur yang baik dan sehat adalah mengikuti jam biologis
yang telah terprogram di otak kita. Misalnya, waktu tidur dan bangunnya teratur
pada jam yang sama setiap hari. Lama tidurnya juga cukup, sehingga tidak mengantuk pada
siang hari. Sekadar patokan, lama tidur
bayi antara 13 – 12 jam, anak-anak antara 8 – 12 jam, dewasa sekitar 6 – 9 jam
dan usia lanjut 5 – 8 jam. Bayi dan anak-anak butuh lebih banyak tidur,
terutama tidur lelap untuk mendukung masa pertumbuhannya.
Sedangkan
pada orang dewasa, kekurangan tidur akan mengganggu aktifitas kesehariannya.
Karena itu, olahraga secara rutin perlu dilakukan untuk mendorong terciptanya
kualitas tidur yang lebih baik. Tetapi sebaiknya tidak dilakukan pada sore atau
malam hari. Karena ketika terbangun, badan akan merasa tidak segar.
Faktor
pendukung tidur juga perlu diperhatikan. Suasana kamar tidur misalnya. Walaupun
tampak remeh, kamar tidur yang nyaman dan tidak terlalu panas atau dingin serta
tidak bising ikut menentukan sukses tidaknya petualangan alam bawah sadar
seseorang.
Gunakan
kamar tidur hanya untuk tidur. Kerap kita temui kamar tidur dilengkapi pesawat televisi
atau perlengkapan audio video. Menonton televisi sambil tidur sebenanrya tidak
efektif. Selain membuat malas tidur karena ingin terus menonton, juga bisa
tidak hemat energi listrik. Karena seringkali seseorang tertidur ketika
televisi masih menyala.
Minum susu hangat dapat membantu tubuh cepat pulas,
tetapi susunya harus murni dan tidak dicampur dengan apapun. Susu membangkitkan hormon melatonin dalam darah untuk
mempercepat tidur seseorang ( membuat mengantuk ). Karena itu, sebaiknya untuk
sarapan pagi lebih baik dihindari minum susu agar tidak timbul rasa mengantuk
pada siang harinya.
Berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar