Lalu Ia mendatangi ruang penerbangan dan mendapat penjelasan bahwa kemungkinan
pesawat dapat diterbangkan 16 jam kemudian. “Saya ini dokter dan harus melayani
pasien. Tetapi kalian meminta saya menunggui pesawat selama 16 jam?” Pegawai
bandara kemudian menjawab, “Wahai dokter, jika Anda terburu-buru, Anda bisa
menyewa mobil. Tujuan Anda tidak jauh lagi dan sini. Kira-kira 3 jam perjalanan
saja. Dr. Ishan setuju usul tersebut, kemudian ia menyewa mobil beserta
supirnya. Baru berjalan beberapa menit, tiba-tiba cuaca mendung disusul hujan
besar disertai badai. Jarak pandang pun sangat pendek.
Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar telah
tersesat di sebuah tempat sepi yang tidak mereka kenal. Dalam kondisi kelelahan
dan nyaris putus asa itu, mereka melihat di kejauhan sebuah rumah kecil dengan
penerangan lampu minyak yang remang-remang. Dihampirilah rumah tersebut dan
mereka mengetuk pintunya. Seorang wanita tua menjawab, “Silahkan masuk, siapa
ya?’ Terbukalah pintunya. Dr. Ishan mengucapkan salam dan meminta ijin kepada
ibu tersebut untuk menggunakan telepon rumahnya. Ibu itu tersenyum dan berkata,
“Telepon apa Nak? Apa Anda tidak sadar ada di mana? Di sini tidak ada listrik, apalagi
telefon. Narnun demikian, masuklah. Silahkan duduk istirahat dulu sambil
menunggu badai mereda. Sebentar saya buatkan teh dan sedikit makanan untuk
rnengembalikan kekuatan Anda.
Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu
ia menyantap hidangan yang disediakan. Sementara ibu itu sholat dan berdoa.
Usai beberapa rakaat perlahan lahan ia mendekati seorang anak kecil yang terbaring
tak bergerak di atas kasur di sisi ibu tersebut. Dia terlihat gelisah di antara
tiap sholat. Dokter mendatanginya dan berkata, “Ibu, demi Allah Anda telah
membuat saya kagum dengan keramahan Anda dan kemuliaan akhlak Anda. Semoga
Allah menjawab do’a - do’a Anda” Berkata ibu itu, “Nak, Anda ini adalah ibnu
sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan do’a saya sudah
dijawab Allah semuanya. Kecuali satu” Bertanya Dr. Ishan, “Apa itu do’anya?” Ibu
itu berkata, “Anak ini adalah cucu saya. Dia yatim piatu dan menderita sakit
yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter - dokter yang ada di sini. Mereka
berkata kepada saya ada seorang dokter ahli yang mampu menyembuhkannya. Katanya
namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dan sini yang tidak
memungkinkan saya membawa anak ini ke sana. Makanya saya berdo’a.
Mendengar itu Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil
terisak. “Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata lila billah. Demi Allah,
sungguh do’a ibu telah membuat pesawat menjadi rusak, serta membuat hujan petir
yang menyesatkan kami, hanya untuk mengantarkan saya ke ibu secara cepat dan
tepat. Saya lah Dr. lshan, Bu. Sungguh Allah telah menciptakan sebab seperti ini
kepada hambaNya dengan doa. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk
mengobati anak ini.
Sumber : Majalah
Nurul Hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar