Tadi
malam alhamdulillah saya diberikan izin Allah untuk dapat hadir di pengajian
rutin ba’da sholat maghrib di masjid agung dikota tempat saya tinggal.
Alhamdulillah. dan Subhanallah, ada beberapa hal penting yang telah saya catat
diingatan, dan saat ini didepan laptop, saya coba untuk mengingat ingat kembali
dan merangkai rangkai pesan-pesan dalam pengajian tersebut. Tapi tidak persis
sama tapi esensinya insyaallah sama.
Saudara-saudaraku
kaum muslimin yang dirahmati Allah,
kejadian Isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah peristiwa agung yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Kejadian ini belum pernah dialami oleh
siapapun dari awal diciptakannya dunia sampai kelak tibanya hari kiamat. Ini adalah karunia maha besar yang diberikan
Allah kepada hamba yang telah dimuliakan-Nya. Dan Nabi kita, Nabi yang kita
cintai, Rasullullah Muhammad telah memperoleh kenikmatan yang tiada bandingnya
itu, ketika beliau mendapatkan undangan dari Allah, hingga dapat langsung
berdialog dan menghadap dengan Rabbnya.
Nabi
kita, diberikan tour yang amat sangat istimewa, yaitu jalan-jalan naik dari
tiap - tiap lapisan langit, hingga akhirnya beliau sampai ke langit yang
tertinggi, yang sekali lagi, belum pernah sekalipun karunia itu diberikan kepada
siapapun. Dan dari peristiwa itu ada satu point yang paling utama yang Nabi SAW
bawa sebagai oleh-oleh yang mulia untuk umatnya, yaitu perintah untuk
menjalankan sholat. Perintah sholat adalah satu-satunya perintah yang langsung
dikomandoi Allah SWT langsung kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, sedang
perintah-perintah-Nya yang lain biasa dilakukan melalui perantaraan Malaikat
Jibril.
Disaat
Nabi menghadap, Nabi ingin tidak kembali lagi ke dunia, beliau merasa teramat
sangat nyaman mendapatkan kenikmatan yang tiada bandingnya saat dapat menghadap
langsung dengan Rabbnya yang maha mulia. Hingga Allah berkata, yang intinya, “Engkau
akan mendapatkan perasaan dan rasa yang sama ketika engkau melakukan sholat”
demikianlah, betapa sholat adalah sarana yang digunakan umat Muhammad untuk dapat
merasakan betapa nikmatnya menghadap langsung kepada Allah SWT, jadi sungguh
sangat disayangkan jika banyak umat Islam yang melalaikannya.
Tidak
berhenti disitu, tour Nabi yang dipandu langsung oleh malaikat Jibril terus
berjalan, beliau ditunjukkan bagaimana keadaan Surga dengan segala
kenikmatannya dan bagaimana pula keadaan Neraka dengan segala kepedihannya. Nabi
juga ditunjukkan bagaimana keadaan manusia dan juga umatnya yang menanggung
akibat-akibat dari perbuatannya masing-masing selama didunia.
Dan
tentu saja ini adalah fakta yang semakin menguatkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk
mengkisahkan kembali kepada umatnya tentang semua yang telah beliau lihat,
yaitu keadaan surga dan neraka. Peristiwa Ini juga merupakan sangkalan terhadap
kaum kafir yang nantinya menganggap bahwa Nabi Muhammad tidak pernah melihat sendiri
surga dan neraka, dan dianggap hanya bisa bercerita dan dianggapnya semua itu
hanya bualan saja.
Bagi
kita, tentu peristiwa Isro’ mi’raj nabi yang tercinta adalah rahmat bagi kita
pengikutnya, karena tentu kita bangga dan bersyukur memiliki Nabi yang diberikan
keistimewaan yang sedemikian luar biasa oleh Tuhan semesta alam, yang bahkan
namanya pun terukir dipintu-pintu surga. Subhanallah, walhamdulillah, walaillah
hailaulloh.. Allahu Akbar… selain itu perjalan nabi kelangit membawa informasi
penting yang harus dicamkan oleh setiap umat, agar menjalani kehidupan yang
baik, karena gambaran Surga sedemikian jelas bagi orang-orang yang mengikuti
ajaran Nabi, dan Neraka bagi yang mengingkarinya.
Namun
demikian, Karunia itu tidak serta merta langsung turun, karena sebelum karunia
Isra’ Mi’raj itu Nabi Muhammad SAW diuji dengan serentetan musibah yang bagi
Nabi itu adalah peristiwa hebat yang membuatnya begitu sangat berduka.
Musibah
yang dialami Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah, ditahun itu, paman beliau abu thalib
meninggal dunia, lalu di susul istri tercinta beliau, siti khadijah,
disaat-saat duka yang mendalam, cobaan lain menyusul, orang-orang kafir suku
quraisy memboikot kebutuhan hidup keluarga Nabi dan pengikutnya. Di makkah
mereka dikucilkan, bahkan diintimidasi, ditawan dan juga ada yang disiksa.
Melihat keadaan itu, lalu Nabi berinisiatif ingin mengajak keluarganya untuk
hijrah ke thoif, karena disana masih ada kerabat Nabi. Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan diiringi
seorang sahabat yaitu Zaid bin Haritsah pergi ke tho’if untuk mohon ijin
tinggal disana. Namun apa yang terjadi, belum lagi Nabi memasuki perkampungan
thoif, kedatangan mereka dihujani oleh lemparan batu oleh penduduk thoif yang
telah dihasut oleh pemimpin mereka, bahwa Muhammad akan membawa ajaran baru
yang tidak sama oleh yang mereka anut selama ini. Adalah sahabat Nabi Zaib bin Haritsah yang
melihat sosok Nabi Muhammad dilempari batu, lalu ia berlari kesana kemari
menghadang batu-batu yang dilempar kearah nabi, ia menjadikan diri sebagai tameng
Nabi dari batu-batu itu. darahpun
mengalir dari sekujur tubuh, hingga siapapun tak akan mengenali bahwa itu sosok
Zaid bin haritsah. Zaid bin haritsah
betul-betul tak rela, sosok Mulia pembawa risalah Allah semesta alam itu
terluka.
Setelah
ujian yang bertubi-tubi yang dialami Rasulluloh itu, Allah SWT memberikan hadiah
yang maha mulia, yaitu kenikmatan Isro’ Mi’raj. Nabi Muhammad diterbangkan oleh
buroq dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa, sesampai dimasjidil Aqsa, disana
telah berkumpullah jamaah dari nabi-nabi dan para malaikat yang sangat banyak
jumlahnya. Lalu Nabi Muhammad SAW menjadi imam sholat sunnah sebelum mi’raj ke
langit. Peristiwa itu menjadikan Nabi Muhammad sebagai sayyidul anbiya wal mursalin yaitu pemimpinnya
para nabi.
Dari
uraian diatas ( kurang lebihnya seperti itu yang saya tangkap dari ulama pada
waktu perngajian kemarin ) ada beberapa hikmah yang bisa diambil diantaranya adalah :
PERTAMA, Bahwa Seorang hamba yang akan
diangkat derajatnya oleh Allah SWT, akan mendapatkan ujian terlebih dahulu, dan
ketika hamba itu menghadapinya dengan sabar dan tawakal, lalu datang ujian yang
lain dan ternyata hamba itu tetap dalam kesabaran dan tawakal, akhirnya
Allah akan memberikannya upah yang mulia, yang tidak disangka-sangka.
KEDUA, Hadiah Allah Isra’ Mi’raj kepada
Rasulluloh diturunkan-Nya pada malam hari. Pertanyaannya lalu kenapa malam?
Kenapa Allah tidak memi’rajkan sang Nabi pada siang hari? Ini seperti terkandung maksud, bahwa derajat,
rejeki, dan segala keberkahan dari Allah itu diturunkan-Nya pada malam hari. Malam adalah waktu yang istimewa, dimana
segala keberkahan itu turun. Maka dari itu Nabi kita tidak pernah sekalipun
absen untuk melakukannya, karena beliau sadar bahwa Allah teramat dekat dengan
hamba-Nya yang tidak lalai bermunajat dimalam hari. Dan penekanan yang luar
biasa selalu disampaikan Nabi terkait Qiyamul lail.
Sungguh
berbeda dengan derajat yang diterima manusia karena pemberian dari manusia yang
lain, contohnya, pemberian pangkat, pelantikan dari seorang kepala desa, sampai
presiden semua dilakukan di siang hari. Ini adalah derajat dari manusia untuk
manusia. Namun Allah akan memberikan berkah itu kepada hamba-hambanya yang
terjaga bermunajat dimalam yang hening ketika semua orang terlelap dalam
tidurnya.
KETIGA, perjalanan Isro’ adalah perjalanan
Nabi dari Masjid ke masjid. Nabi dengan menunggangi buraq, terbang dari masjidil haram ke masjidil Aqsa,
ini terkandung hikmah.. bahwa keberkahan yang diterima Nabi tak lepas dari ini,
dari masjid ke masjid, banyak ulama yang sepakat, bahwa hikmah peristiwa ini
adalah, sebuah ajakan untuk umat Muhammad, untuk senantiasa menghidup-hidupkan
masjid, dengan selalu beribadah didalamnya karena Masjid adalah tempat yang
paling mulia diatas dunia. Menghidup-hidupkan masjid, berarti tidak membiarkan
masjid sepi, selalu istiqomah hadir untuk ikut didalamnya didalam setiap waktu
sholat tiba. Dan Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan teladan yang demikian.
Wallahu
a’lam bishawab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar