Kamis, 31 Maret 2016

Manajemen Umur

Masih terngiang diingatan apa yang disampaikan seorang ulama dipengajian rutin ba’da sholat maghrib untuk mengisi waktu menjelang sholat isya’ tempo lalu..  “ kalau sudah mencapai usia ini, apa lagi yang mau anda cari?  Kesenangan dunia? tetap ingin menari-nari diatas dunia? Terus tertawa dan bersenang-senang sementara jatah hidup makin hari makin berkurang? bila diakhir-akhir hayat lebih senang melakukan kebaikan, lebih nyaman untuk duduk bertafakur mendekat kepada Allah, setiap gerak langkah untuk kebaikan, dan setiap helaan nafas dan detak jantung yang selalu diingat adalah Tuhan pemilik kehidupan dan kematian
maka insyaallah anda akan diakhiri dalam keadaan yang baik. Dan sebaliknya, bila anda masih tetap saja tak mengubah haluan dari cinta mati terhadap kesenangan dunia, sementara umur terus berjalan dan berlalu maka bisa jadi anda akan berakhir ketika anda bersenang-senang dengan dunia..”

Sebenarnya Beliau mengupas berbagai hal tentang kematian, namun diantara ceramahnya beliau mengupas dari kitab apa gitu saya lupa, kitab dari ulama besar yang mengupas masalah umur. Dan dari penjelasan itu umur dipilah-pilah menjadi beberapa bagian dan masing masing diberikan penjelasan.. namun ini saya karang dengan gaya bahasa saya sendiri lho ya, kurang lebih demikian yang disampaikan.

UMUR 20, ketika Umur telah menginjak usia ini, inilah waktu yang paling baik untuk terus melanjutkan menuntut dan mengasah ilmu pengetahuan sebagai lanjutan dari menuntut ilmu sebelumnya, karena menuntut ilmu di usia muda ibarat memahat diatas batu, karena ilmu akan mudah diterima dan dapat terekam dengan baik ketimbang belajar diusia tua yang katanya bagai memahat diatas air. Usia ini adalah usia yang sangat produktif untuk menimba berbagai ilmu dunia dan juga menyerap ilmu-ilmu batin untuk mengenal dan memperdalam bagaimana berakhlak yang baik.   

UMUR 30, Ketika Umur telah menginjak usia ini, ini adalah masa-masa keemasan,  manusia berada dimasa-masa yang penuh enerjik, dimana kondisi tubuh dan pikiran umumnya berada di taraf yang sempurna untuk melakukan aktifitas duniawi, karena hal itulah pada umumnya diusia-usia ini, bagi yang berkarier mulai menuai kesuksesan. materi mulai mengalir dan menumpuk. Karena faktor inilah ditahap ini manusia akan sangat diuji, apakah ia akan menggunakan hartanya dengan baik, atau malah sebaliknya. Kewaspadaan terhadap kebatilan, halal haram, kemaksiatan sungguh sungguh menjadi godaan yang sangat dahsyat ditahap ini.  Karir yang makin menanjak diiringi kesuksesan materi tentu makin menjadi cobaan yang tak bisa dipandang remeh, karena kebanyakan manusia akan terlena bila bergelimangan materi. Banyak orang jatuh mental spiritualnya karena kemiskinan, namun juga tidak sedikit yang justru jatuh karena kelebihan beban materinya. Bagi yang masih lajang bisa tergoda kemaksiatan, bagi yang sudah berkeluarga pun juga tak luput dari itu hingga berdampak pada keharmonisan berumah tangga.

UMUR 40, adalah puncak masa keemasan siklus kehidupan manusia, banyak sekali orang-orang yang dinaikkan derajat keimanannya diusia- usia ini, bahkan Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi direntang usia ini, para Nabi-nabi sebelumnya, para waliyullah, mereka banyak yang mulai menyandang predikat itu diusia ini.
Umur 40 adalah sebuah titik tengah dari sebuah perjalanan hidup manusia, dan setelah melewati titik ini, siklus manusia mulai akan menurun dari segi jasmani.

Di usia inilah harus mulai instropeksi diri, dan memulai melangkah untuk niat berhijrah dari segala keburukan menuju ke arah kebaikan, upaya sepenuhnya untuk mulai mengikrarkan diri untuk taubatan nasuha.  Bilamana sebelumnya sudah baik, maka menginjak usia ini harus makin baik, dan bilamana sebelumnya berperilaku buruk, harus sesegera mungkin mulai mengawali untuk berbuat kebaikan.

Diusia ini perjalanan hidup seseorang telah mencapai separuh jalan. Dalam keterangan selanjutnya dijelaskan oleh ulama dalam pengajian tersebut, Insyaallah jika sudah ada niatan untuk hijrah ke jalan yang diridhoi Allah maka akan menemui akhir yang baik, yaitu memperoleh derajat Khusnul khotimah, namun bila masih terus saja mengabaikan kesempatan sisa umur yang masih ada bisa jadi ditengah tengah kemaksiatan yang masih digandrunginya ajal itu keburu datang, dan akhirnya predikat mati dalam keadaan su’ul khotimah tak terelakkan lagi.

UMUR 50, ketika umur sudah mencapai nilai ini, dari segi kualitas ragawi mulai makin terus menurun, raga telah menunjukkan gejala-gejala ketidak beresannya, sakit sakitan sudah tentu. Penurunan kualitas panca indra sudah pasti. Rambut putih mulai bermunculan sudah bawaannya,  kulit sudah makin kendor dan tidak mulus lagi, dan tanda-tanda usia makin berumur bermunculan disana sini. 

Jika ditahap ini masih saja gila dunia dan kemaksiatan, sungguh kebangetan, karena peluang mendapatkan predikat su’ul khotimah makin besar. Dan kesempatan memperoleh keadaan khusnul khotimah akan semakin kecil.

Dan bagi yang telah berhijrah dari mulai umur 40, kemesraan dengan Zat yang maha segalanya akan semakin mendalam, dan ruh akan sangat bergembira. Ia akan makin merasa dunia ini bukanlah tempat yang sesungguhnya, dan ia tak akan silau dengan dunia bagaimanapun godaannya, ia akan lebih disibukkan dengan persiapan diri untuk menghadap Tuhan semesta alam.

UMUR 60,  ketika umur telah mencapai tahap ini, tentu semua telah memaklumi, kualitas raga sudah jauh dari kata sempurna. Sementara itu Jatah hidup terus makin menipis. Standar usia umat Nabi Muhammad SAW adalah 63 tahun, jadi bila di usia ini masih gila dunia dan kemaksiatan, sungguh T.E.R.L.A.L.U.. kemungkinan berakhir dengan keadaan yang buruk akan semakin besar. Tapi sekali lagi bagi yang sudah hijrah dari usia 40, tentu sudah akrab sekali dengan kebaikan, kebiasaan berbuat baik akan menjadikannya semakin mantap melangkah dan bahkan berlari dan makin berlari untuk bisa meraih kebaikan yang dijanjikan Allah SWT.

UMUR 70 – 100, bonus extra time atau perpanjangan waktu.. hehehe.. bagi yang belum berbuat baik, inilah masa-masa perenungan yang mendalam, penyesalan yang mendalam, ketika raga sudah tidak bisa lagi diajak bersenang-senang, jangankan untuk merasakan gegap gempitanya kesenangan dunia, untuk makan aja sudah tidak merasa enak, tidur tak nyenyak, jalanpun tertatih kadang jatuh terhenyak. ketika kawan-kawan sepermainan dalam urusan kemaksiatan dan kesenangan dunia satu persatu telah meninggalkannya terlebih dahulu masuk liang lahat, bingung kepada siapa lagi mau curhat. tidak ada lagi yang bisa diharapkan, hanya kata-kata penyesalan kenapa tidak dari dulu berbuat baik, jika akhirnya menjadi rapuh sambil menunggu panggilan absen dari malaikat maut. Baginya, kematian adalah hal yang menakutkan, ia terus saja dirundung resah dan gelisah karena dihakimi oleh prilaku masa lalunya. Apalagi kalo dimasa ini raga sudah tak berdaya akibat sakit atau karena usia, apalagi yang bisa dilakukan? selain penyesalan menjelang sakaratul maut. 

Dan bagi yang telah konsisten berbuat baik, ia akan mengalami kenikmatan batin yang luar biasa, ruh akan merasa damai tinggal didalam raga yang baik, rasa rindu akan kampung halaman yang dulu didiami oleh manusia pertama, Bapak Adam dan Ibu Hawa makin menjadi. Hingga kematian bukanlah momok yang menakutkannya baginya.

“…Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah...” (QS. Faathir :11)

USIA ANDA SUDAH MENGINJAK UMUR 40?  SEMOGA ANDA MENDAPAT PENCERAHAN DARI ARTIKEL INI. DAN MENJADIKANNYA SEBAGAI AWAL DARI HIJRAH MENUJU KERIDHOAN ALLAH SWT.

PEMBACA,  KENAPA KOK PESAN ULAMA TERSEBUT TERASA BEGITU MENGENA BAGI SAYA, DAN INSYAALLAH SAYA BEGITU INGIN MELAKUKANNYA, KARENA TAHUN INI, SAYA SUDAH MENGINJAK UMUR 40.

Tidak ada komentar: