Senin, 08 Agustus 2016

Para Pencuri Ramadhan

TELEVISI, Pencuri paling berbahaya adalah televisi. Di sinilah orang - orang kafir yang tidak peduli dengan keselamatan akhirat kita dan orang-orang Islam yang tertipu oleh hawa nafsunya saling tolong menolong. Televisi adalah pencuri yang paling banyak memakan korban. Bacaan Al Quran tertunda, kekhusyukan sirna oleh tawa, waktu yang sebenarnya lama menjadi tak terasa oleh film - film menarik, mata tidak terjaga dari fitnah lawan jenis, semuanya didapat tanpa perlu kemana-mana. Cukup di depan televisi saja.

Lihatlah salah satu ulah televisi. Betapa tidak ada pantasnya sama sekali, seseorang yang terpingkal - pingkal di waktu sahur. Padahal waktu sahur adalah waktu yang diberkahi, Allah menjanjikan turun ke langit bumi untuk mendengar, mengampuni dan mengabulkan semua doa hambaNya. Kita tidak akan pernah menemukan satu catatan pun dari orang orang sholeh mereka tertawa - tawa di waktu sahur.
Maka bijaksanalah memanfaatkan televisi. Bahkan kalau perlu, buatlah komitmen untuk tidak menyalakannya selama bulan Ramadhan. Tidak akan ada ruginya kalau kita tidak mengikuti berita apalagi film - film di televisi.
MEDIA SOSIAL, Media sosial dan Internet menduduki daftar berikutnya sebagai pencuri Ramadhan. Benlama-lama dengan media sosial, berpotensi besar menghabiskan banyak waktu kita untuk kesia-siaan. Update status, saling berkomentar, menunggu komentar, cek jumlah komentar, adalah pekerjaan-pekerjaan yang di bulan Rannadhan tenlalu mahal bila düsi dengan hal yang demikian. Membaca link-link benita yang sebenarnya tidak berdampak bagi bertambahnya ketakwaan kita, sebaiknya ditinggalkan dulu. Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk selalu khusyuk. Sebisa mungkin memperbanyakd zikir kepada Allah.
TEMAN YANG BANYAK BICARA DAN SUKA MELUCU, Seseorang yang lisannya banyak bicara dan suka bercanda, disadari atau tidak, ia berpotensi mencuri Ramadhan orang - orang di sekitarnya, Sekaligus Ramadhannya sendiri juga tercuri lebih banyak. Maka agar Ramadhan kita tidak tercuri oleh mereka, bersikap tegaslah. Tegas bukan berarti kita harus memutus silaturrahim. Bukan.Tapi tidak ada salahnya kita mengambil jarak dan pertemuan - pertemuan canda tawa. Ada baiknya kita menjauh dari obrolan - obrolan tidak penting dan lelucon - lelucon yang sama sekali tidak manfaat.
Banyak bicara dan bercanda membuat hati pembicara maupun pendengarnya mengeras. Rasulullah bersabda, “ Jauhilah oleh kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah “  ( HR. lbnu Majah )
Nasehat ni bukan berarti kita harus mengasingkan diri. Silakan temui dan berbicaralah derigan teman - teman sebatas itu memang kebutuhan. Tapi jangan berbicara berlama - lama sehingga berpotensi bahan pembicaraan meluas ke mana - mana. Apalagi di sana ada lawan jenis. Perpendeklah pembicaraan menjadi seperlunya saja. ini penting, kalau kita menginginkan Ramadhan kita bukan sekedar memburu pahala, tapi juga mendidik hati agar semakin bertakwa.
PEKERJAAN DAN PERDAGANGAN, Pekerjaan dan perdagangan, terkadang menghambat kita dan memaksimalkan amaliah di Bulan Ramadhan. Kita tidak akan berdebat soal bahwa bekerja dan mencari nafkah adalah kewajiban yang didukung syariat. Akan tetapi, bijaksanalah memanfaatkan waktu dalam bekerja dan mencari nafkah. Tetap bekerjalah dengan balk dan bersungguh - sungguh. Jangan mendzalimi perusahaan dengan tidak memberikan hak perusahaan melalui kerja kita. Akan tetapi satu sisi, jangan pula lalaikan amanah rohani untuk melakukan ketaatan kepada Allah karena disebabkan sibuk bekerja.
Bagaimana kita disebut mengabaikan hak rohani? Contoh langsungnya adalah kita menunda - nunda waktu shalat karena kesibukan kerja. Kita sering tidak sempat shalat Maghrib dan Isya di masjid karena masih berkutat perjalanan pulang dari kantor. Mau mendapat berkah Ramadhan yang seperti apa coba, kalau hari-hari kita hanya sibuk urusan dunia.
PASAR DAN TEMPAT HIBURAN, Inilah tempat yang sebenarnya jauh lebih banyak keburukannya daripada kebaikannya. Rasulullah bersabda, “ Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.” (HR. Muslim).
Nabi menyampaikan yang demikian ini, dalam konteks pasar beliau di zaman itu dimana kondisi fitnahnya tidak sebanyak hari ini. Mall, Plaza, Swalayan, hari ini bersaing menyajikan kenyamanan belanja bahkan memberikan nuansa hiburan bagi pengunjung. Sehingga pengunjung betah berlama- lama. Belum lagi, para penjual yang berusaha menarik perhatian dengan cara yang buruk ( kalau tak dibilang hina ). Beberapa di antara mereka menyuruh wanita - wanita yang tidak menutup aurat dan berpenampilan menarik (menggoda) untuk melayani pembeli. Maka, dengan dalil apakah kita akan mengatakan bertemu dan berlama-lama di pasar seperti itu adalah sebuah kebaikan? Tidak ada, kecuali orang yang menuruti hawa nafsu sajalah yang melakukannya.
Sekarang ada toko online. Silahkan siasati kebutuhan anda terhadap barang barang tertentu dengan membeli di toko online. Niatkan untuk menjaga pikiran, hati dan mata dan hiruk pikuk dan keburukan pasar.
PESTA DAN ACARA - ACARA PERTEMUAN, Pertemuan dan perkumpulan akan memberikan kebaikan selama niat dan caranya benar. Pertemuan - pertemuan yang sejak awal diniatkan untuk keburukan tidak perlu kita bahas. Yang justru kita waspadai adalah, pertemuan - pertemuan yang niatnya benar tapi caranya yang salah. Contohnya acara bukber atau buka puasa bersama. Niatnya baik yaitu buka puasa bersama, tapi isinya canda tawa, laki dan perempuan tanpa batas, makan sesuai selera perut, shalat maghrib tidak di Masjid, sampai bablas tidak shalat isya dan tidak shalat tarawih. Sungguh acara-acara seperti ini tidak memiliki kebaikan. Membuat acara ini dengan maksud menyemarakkan Ramadhan adalah keliru besar. Sebenarnya ia hanya menyemarakkan hawa nafsu saja.
Sebenarnya, acara buka puasa bersama bukanlah suatu yang penting di bulan Ramadhan. Banyak orang yang sudah mengerti tentang makna Ramadhan, mulai meninggalkan acara ini, Mereka mulai menyadari acara seperti ini tidak banyak manfaatnya. Maka sekarang kita harus mulai tegas: 
TIDAK ADA BUKA PUASA BERSAMA, KALAU MENINGGALKAN SHALAT BERJAMAAH MAGHRIB Dl MASJID!
Sumber  : Majalah Nurul Hayat edisi 149 Tahun 2016, Kolom Hikmah Utama III

2 komentar:

Unknown mengatakan...

artikel yg bermanfaat,terima kasih

Unknown mengatakan...

artikel yg bermanfaat,terima kasih