Hadist riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami:
Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut
ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal
darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya
Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk
menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta
apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia...
Demi Zat yang
tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan
amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya
sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan
perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah
seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika
jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah
didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia
ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
Hadist riwayat Anas bin Malik ra.: Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang
malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa
air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi
segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi
manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki
ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan
bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih
Muslim No.4785)
Hadist riwayat
Ali ra., ia berkata: Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad
(sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw.
menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling
beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan
kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya
itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau
tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di
dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang
sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba
bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah
diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda:
Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan
mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang
telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada
perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah!
Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai
orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan
orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara,
maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara.
Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan
hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan
pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar.
(Shahih Muslim No.4786)
Hadist riwayat
Imran bin Hushain ra., ia berkata: Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah!
Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang
akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau
ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw.
menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi
takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar