“..Waktu
terus berjalan, meninggalkan detik demi detik bersama rekaman segala prilaku
yang tercatat rapi di sisi Rabb pencipta semesta alam. seiring dengan
bergulirnya waktu itu pulalah, jatah hidup tentu akan semakin berkurang. Dan
ada satu pertanyaan besar, “..Sudah cukupkah bekal yang akan dibawa??..”...
berbahagialah orang-orang yang dihatinya selalu terngiang kalimat ini.. dan
menjadikannya nasehat untuk dirinya dari waktu kewaktu… “
Bukan jaminan usia dimasa kecil, bukan jaminan pula
usia dimasa muda, dan apalagi ketika usia dimasa tua. Yang kecil bisa
mendahului yang muda, yang muda bisa mendahului yang tua, dan yang tua tinggal
menunggu saat. namun kadangkala tidaklah jarang yang tua justru diberi
kelonggaran umur hingga teramat pikun.
Kematian bagai tanda baca koma dalam sebuah deretan
kalimat. Tanda pemisah dari kalimat satu ke kalimat berikutnya. Dan koma itu
identik dengan kematian. Kematian adalah pintu gerbang antara 2 kehidupan,
kehidupan alam dunia dan kehidupan alam barzah. Saat-saat dimana ruh lepas dan terbang
memisahkan diri dari raga.. raga akan ditinggal kering dan hancur bersama waktu,
dan menunggu hingga disuatu masa, ketika segala raga di ciptakan kembali
seperti semula menjelang hari penghakiman..
Ada pertanyaan lain yang tentu kita belum tahu
jawabannya, Jika ruh kita telah terpisah dari raga, apakah ruh kita termasuk
dalam golongan ruh yang diberkati dalam kebahagiaan? Ataukah termasuk dalam
golongan ruh yang akan mengalami perih pedihnya siksaan akibat azab..
Sebetulnya Petunjuk hidup untuk menjadi golongan
ruh yang diberkati dengan kebahagiaan, telah diturunkan Tuhan Semsta alam,
untuk dibaca dan di gunakan sebagai pedoman prilaku hidup. Cukup simpel hanya
ada 2 pilihan, bila ingin selamat ya taati segala aturan-aturannya, namun jika
tidak ingin selamat, ya abaikan saja.
Satu hal yang terpenting adalah, senantiasa ingat
bahwa, Kehidupan di dunia ini adalah hanya bayangan… dan setiap orang sedang
berjalan dalam bayangan itu menuju ke kehidupan yang sebenarnya…
Banyak
orang terlalu mencintai dunia yang fana, dan benar-benar rela mengabaikan
kehidupan sejatinya di akherat. Mereka berlomba-lomba menumpuk-numpuk
kesenangan fana daripada kesenangan yang nyata.
Kehormatan diri di dunia menjadi cita-cita utama. Dan kehormatan akherat adalah hal yang biasa dan
terlupakan. Kehormatan diri itu dikejar
hingga jatuh bangun tanpa peduli dengan norma. Aturan agama dianggap sebagai
penghalang segala cita-citanya. Perintah agama dianggap menjadi batu
sandungannya untuk mengenyangkan hawa nafsunya. Dan bisa ditebak, dengan keadaan
seperti itu, segala cara dianggap halal, ketika hawa nafsu bertahta dan menjadi
raja dalam hatinya, hati telah mati dari cahaya ilahi, hati benar-benar telah
jatuh dalam kegelapan yang segelap gelapnya...
“ Cinta dunia, dunia akan musnah, Cinta Mahluk, segala makluk akan mati,
dan cinta harta benda semua pun akan hilang lenyap.. “
Janganlah
ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila
harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku
selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik
untukku." (HR. Bukhari)
PESAN NABI TENTANG KEMATIAN :
Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah,
pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi
Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan
terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya
bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya
kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)
Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang
banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan
baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)
Mati mendadak suatu kesenangan bagi seorang mukmin
dan penyesalan bagi orang durhaka. (HR. Ahmad)
Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah
wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang
satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya,
sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan
berbaik sangka terhadap Allah. (HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar