Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu. Allah SWT berfirman, "Wahai nafsu, menghadaplah kamu." Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, hanya berdiam diri. Kemudian Allah SWT berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah aku?". Lalu nafsu berkata, "aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau." mendengar itu Allah SWT murka dan menyiksanya di neraka Jahannam. dan setelah 100 tahun kemudian, nafsu dikeluarkan dari neraka, dan Allah SWT berfirman lagi, "Siapakah engkau dan siapakah aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau." Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan lagi dari neraka Allah SWT berfirman, "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, "Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
Nabi
Muhammad SAW pernah mengingatkan para sahabat-sahabatnya seusai perang badar, dalam
sabdanya sang Nabi mengatakan bahwa perang yang baru saja dialami adalah perang
yang kecil, dan mereka tengah menuju ke perang yang lebih besar, dan itu harus
dihadapi. Para sahabat menjadi heran, perang badar yang sedemikian besar itu
dianggap perang kecil, dan akan ada lagi perang yang lebih besar. Dan setelah para
Sahabat menanyakan maksud dari sabda Nabi itu. sang nabi menjelaskan bahwa
perang besar itu adalah perang melawan hawa nafsu.
Saudara-saudaraku
diseluruh penjuru dunia, Lalu, apakah yang terjadi dalam diri kita, apakah akal
yang menjadi panglima dalam jiwa ataukah hawa nafsu yang menjadi leadernya?
Tentu saja hanya Allah SWT dan kita sendiri yang tahu, siapakah yang sedang
berkuasa. Keburukan itu identik dengan ulah hawa nafsu, sedang kebaikan adalah
hasil perbuatan akal. Lalu apakah yang kita lakukan akhir akhir ini adalah
hasil perbuatan hawa nafsu ataukah akal?
Adalah
hal yang tidak mudah memang untuk bisa mengalahkan hawa nafsu dalam diri.
Mengingat hawa nafsu yang sedemikian ngototnya untuk bisa selalu tampil eksis
dan menjadi yang terdepan dalam memimpin sebuah jiwa. Tentu dari kisah
bagaimana nafsu menunjukkan keangkuhannya walau dihadapan penciptanya sendiri, Menjadi
kisah bagaimana nafsu memiliki kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Setiap orang memiliki sisi baik dan sisi buruk, sisi baik dikomandani oleh
akal, sedang sisi buruk di pimpin oleh hawa nafsu. Nah, kedua sisi inilah yang
menghiasi langkah-langkah hidup seseorang, apakah dia dapat makin memperkokoh
sisi baiknya ataukah akan makin menguatkan sisi buruknya.
Perang
besar yang diisyaratkan rasulluloh SAW, yaitu perang terhadap hawa nafsu dan merupakan
perang yang tak berkesudahan, selama nafas masih bersemayam didalam raga,
selama jantung masih berdetak, selama ruh masih ada didalam diri, hawa nafsu
akan selalu berusaha untuk tampil sebagai yang terdepan dalam diri manusia. Lantas,
siapa yang ada dibalik hawa nafsu? Tentu mereka adalah para pembisik, yaitu
Iblis dan seluruh tentaranya. Hawa nafsu
adalah senjata utama yang digunakan iblis untuk mempengaruhi manusia, agar
tergelincir dari fitrah, dari cahaya, dari keridhoan Allah. Menuju ke dalam
kegelapan dan berkumpul dengan mahluk-mahluk penghuninya.
“
Ya Allah, Tiada kekuatan yang sanggup menolong kami dari segala kejahatan
selain Engkau, lindungilah kami dari kejahatan dalam diri kami sendiri, maupun dari
kejahatan orang lain dan dari para pembisik. berilah kami anugrah keyakinan dan
kekuatan untuk terus berjuang dan melawan segala keburukan dalam diri kami ya
Rabb, Tiada Tuhan selain Engkau, Tuhan yang patut disembah dan dimintai
pertolongan… “
2 komentar:
Alhamdulillah.. terima kasih share ilmunya..
Pencerahan yang luar biasa tmakasih min,
Posting Komentar