Suatu
ketika sebuah pabrik besar yang mengolah perabotan berbahan dasar kayu
terbakar hebat dan nyaris habis tanpa
menyisakan apapun. Pemilik
perusahaan yang sudah lanjut usia melihat itu lalu menangis hebat karena merasa
kehilangan. Setelah beberapa lama,
anaknya datang dengan tergesa gesa dan berkata, ” Ayah, mengapa ayah
menangis?” Apakah ayah lupa bahwa kita
telah menjual perusahaan itu seminggu yang lalu?..”
Kata-kata anaknya itu spontan dapat
menghentikan aira mata si orang tua itu..
Renungan :
Bagi hati nurani yang ”hidup” Penderitaan orang
lain seperti turut membekas dalam hatinya walau untuk beberapa saat. Namun bila hati nurani telah mati.. ia akan berkata, ” Ah, yang
kehilangan kan bukan aku, buat apa aku bersedih?..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar