Tobat adalah rahmat Allah yang diberikan kepada hamba,
untuk kembali kepada-Nya. Islam tidak melarang manusia untuk bertaubat. Betapa
pun besar dosa yang pernab dilakukannya sebelum dia bertaubat. Nabi Muhammad telah membenarkan hal ni dalam sabdanya
yang berbunyi, “Setiap anak Adam pernah berbuat kesalahan (dosa) dan
sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah mereka yang bertobat (dan kesakshan
tersebat).” (HR. Baihaqi dan Tirmidzi)
Tobat dalam Islam tidak mengenal perantara. Pintu tobat selalu terbuka luas
tanpa penghalang dan batas, Allah selalu memberi kesempatan bagi hamba - hamba
yang ingin kembali kepada-Nya. Imam Muslim dan Abu Musa Al-Asyari meriwayatkan, “Sesungguhnya Allah rnembentangkan tangan-Nya di siang
hari Untuk menerima tobat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari, sampai
matahari terbit dari barat,”
Oleh karena tu, merugilah orang-orang yang berputus asa
dan rahmat Allah dan membiarkan dirinya terus menerus melampaui batas. Sungguh,
Allah akan mengampuni dosa hamba-Nya karena Dialah yang Maha Pengampun lagi Penyayang.
Tobat dan segala kesalahan tidaklah membuat seorang hamba hina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Allah. Perintah supaya kita bertobat dapat dijumpal dalam banyak ayat Al Quran. Namun, tobat yang dimaksudkan adalah tobat yang sebenar-benarnya yang disebut taubatan nasuha, dimana ini adalah keinginan kuat untuk tidak kembali pada kesalahan yang sebelumnya diperbuat, dan menggantinya dengan amal ibadah yang banyak.
Bagaimana praktik taubatan nasuha? Pertama, meminta ampun kepada Allah, Kedua, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Ketiga, berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Keempat, jika dosa yang dilakukan menyangkut hak orang lain, hendaknya diselesaikan dengan orang yang bersangkutan. Untuk itu kita harus segera keluar dan lingkungan pergaulan yang membuat kita terjerumus dalam kemaksiatan serta beralihlah bergaul dengan orang-orang saleh dan hanya membatasi pergaulan dengan orang-orang yang balk. Hal ini mutlak dilakukan, karena kita tidak mungkin bisa bertobat jika masih berada dalam pergaulan lingkungan yang tidak baik.
Tobat dan segala kesalahan tidaklah membuat seorang hamba hina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Allah. Perintah supaya kita bertobat dapat dijumpal dalam banyak ayat Al Quran. Namun, tobat yang dimaksudkan adalah tobat yang sebenar-benarnya yang disebut taubatan nasuha, dimana ini adalah keinginan kuat untuk tidak kembali pada kesalahan yang sebelumnya diperbuat, dan menggantinya dengan amal ibadah yang banyak.
Bagaimana praktik taubatan nasuha? Pertama, meminta ampun kepada Allah, Kedua, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan. Ketiga, berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Keempat, jika dosa yang dilakukan menyangkut hak orang lain, hendaknya diselesaikan dengan orang yang bersangkutan. Untuk itu kita harus segera keluar dan lingkungan pergaulan yang membuat kita terjerumus dalam kemaksiatan serta beralihlah bergaul dengan orang-orang saleh dan hanya membatasi pergaulan dengan orang-orang yang balk. Hal ini mutlak dilakukan, karena kita tidak mungkin bisa bertobat jika masih berada dalam pergaulan lingkungan yang tidak baik.
Selain itu, kita juga bisa memperkuat azzam tobat dengan
banyak membaca AlQur’an, melakukan amalan - amalan sunnah ( baik dzikir, shaum,
sholat, dan lain-lain ), memperbanyak berbuat kebaikan, dan selalu berusaha
Iebih mendekatkan diri kepada Allah.
Semua hal tersebut mungkin
pada awalnya akan terasa berat, namun kite harus melakukannya dan bersabar.
Dengan kesabaran dan kesungguhan ingin kembali kepada-Nya, insyaAllah, Sang
Maha Penyayang pasti akan memudahkan jalan bagi kita, Wallahu a’lam bisshawab.
Sumber : KH. ABDURRAHMAN NAVIS, LC,
MHI
Pengisi Rubrik
Konsultasi agama Majalah Nurul Hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar