Masih terngiang diingatan apa
yang disampaikan seorang ulama dipengajian rutin ba’da sholat maghrib untuk mengisi
waktu menjelang sholat isya’ tempo lalu.. “ kalau sudah mencapai usia ini, apa lagi yang
mau anda cari? Kesenangan dunia? tetap
ingin menari-nari diatas dunia? Terus tertawa dan bersenang-senang sementara
jatah hidup makin hari makin berkurang? bila diakhir-akhir hayat lebih senang
melakukan kebaikan, lebih nyaman untuk duduk bertafakur mendekat kepada Allah,
setiap gerak langkah untuk kebaikan, dan setiap helaan nafas dan detak jantung
yang selalu diingat adalah Tuhan pemilik kehidupan dan kematian
maka insyaallah
anda akan diakhiri dalam keadaan yang baik. Dan sebaliknya, bila anda masih
tetap saja tak mengubah haluan dari cinta mati terhadap kesenangan dunia, sementara
umur terus berjalan dan berlalu maka bisa jadi anda akan berakhir ketika anda bersenang-senang
dengan dunia..”
Sebenarnya Beliau mengupas
berbagai hal tentang kematian, namun diantara ceramahnya beliau mengupas dari
kitab apa gitu saya lupa, kitab dari ulama besar yang mengupas masalah umur. Dan
dari penjelasan itu umur dipilah-pilah menjadi beberapa bagian dan masing
masing diberikan penjelasan.. namun ini saya karang dengan gaya bahasa saya
sendiri lho ya, kurang lebih demikian yang disampaikan.
UMUR 20, ketika Umur telah menginjak
usia ini, inilah waktu yang paling baik untuk terus melanjutkan menuntut dan
mengasah ilmu pengetahuan sebagai lanjutan dari menuntut ilmu sebelumnya,
karena menuntut ilmu di usia muda ibarat memahat diatas batu, karena ilmu akan
mudah diterima dan dapat terekam dengan baik ketimbang belajar diusia tua yang
katanya bagai memahat diatas air. Usia ini adalah usia yang sangat produktif
untuk menimba berbagai ilmu dunia dan juga menyerap ilmu-ilmu batin untuk
mengenal dan memperdalam bagaimana berakhlak yang baik.
UMUR 30, Ketika Umur telah menginjak
usia ini, ini adalah masa-masa keemasan,
manusia berada dimasa-masa yang penuh enerjik, dimana kondisi tubuh dan
pikiran umumnya berada di taraf yang sempurna untuk melakukan aktifitas
duniawi, karena hal itulah pada umumnya diusia-usia ini, bagi yang berkarier mulai
menuai kesuksesan. materi mulai mengalir dan menumpuk. Karena faktor inilah ditahap
ini manusia akan sangat diuji, apakah ia akan menggunakan hartanya dengan baik,
atau malah sebaliknya. Kewaspadaan terhadap kebatilan, halal haram, kemaksiatan
sungguh sungguh menjadi godaan yang sangat dahsyat ditahap ini. Karir yang makin menanjak diiringi kesuksesan
materi tentu makin menjadi cobaan yang tak bisa dipandang remeh, karena
kebanyakan manusia akan terlena bila bergelimangan materi. Banyak orang jatuh mental
spiritualnya karena kemiskinan, namun juga tidak sedikit yang justru jatuh
karena kelebihan beban materinya. Bagi yang masih lajang bisa tergoda
kemaksiatan, bagi yang sudah berkeluarga pun juga tak luput dari itu hingga
berdampak pada keharmonisan berumah tangga.
UMUR 40, adalah puncak masa keemasan
siklus kehidupan manusia, banyak sekali orang-orang yang dinaikkan derajat
keimanannya diusia- usia ini, bahkan Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi
direntang usia ini, para Nabi-nabi sebelumnya, para waliyullah, mereka banyak
yang mulai menyandang predikat itu diusia ini.
Umur 40 adalah sebuah titik
tengah dari sebuah perjalanan hidup manusia, dan setelah melewati titik ini,
siklus manusia mulai akan menurun dari segi jasmani.
Di usia inilah harus mulai
instropeksi diri, dan memulai melangkah untuk niat berhijrah dari segala
keburukan menuju ke arah kebaikan, upaya sepenuhnya untuk mulai mengikrarkan
diri untuk taubatan nasuha. Bilamana
sebelumnya sudah baik, maka menginjak usia ini harus makin baik, dan bilamana
sebelumnya berperilaku buruk, harus sesegera mungkin mulai mengawali untuk
berbuat kebaikan.
Diusia ini perjalanan hidup
seseorang telah mencapai separuh jalan. Dalam keterangan selanjutnya dijelaskan
oleh ulama dalam pengajian tersebut, Insyaallah jika sudah ada niatan untuk
hijrah ke jalan yang diridhoi Allah maka akan menemui akhir yang baik, yaitu
memperoleh derajat Khusnul khotimah, namun bila masih terus saja mengabaikan
kesempatan sisa umur yang masih ada bisa jadi ditengah tengah kemaksiatan yang
masih digandrunginya ajal itu keburu datang, dan akhirnya predikat mati dalam
keadaan su’ul khotimah tak terelakkan lagi.
UMUR 50, ketika umur sudah mencapai
nilai ini, dari segi kualitas ragawi mulai makin terus menurun, raga telah
menunjukkan gejala-gejala ketidak beresannya, sakit sakitan sudah tentu.
Penurunan kualitas panca indra sudah pasti. Rambut putih mulai bermunculan
sudah bawaannya, kulit sudah makin
kendor dan tidak mulus lagi, dan tanda-tanda usia makin berumur bermunculan disana
sini.
Jika ditahap ini masih saja gila
dunia dan kemaksiatan, sungguh kebangetan, karena peluang mendapatkan predikat
su’ul khotimah makin besar. Dan kesempatan memperoleh keadaan khusnul khotimah
akan semakin kecil.
Dan bagi yang telah berhijrah
dari mulai umur 40, kemesraan dengan Zat yang maha segalanya akan semakin mendalam,
dan ruh akan sangat bergembira. Ia akan makin merasa dunia ini bukanlah tempat
yang sesungguhnya, dan ia tak akan silau dengan dunia bagaimanapun godaannya,
ia akan lebih disibukkan dengan persiapan diri untuk menghadap Tuhan semesta
alam.
UMUR 60, ketika umur telah mencapai tahap ini, tentu
semua telah memaklumi, kualitas raga sudah jauh dari kata sempurna. Sementara
itu Jatah hidup terus makin menipis. Standar usia umat Nabi Muhammad SAW adalah
63 tahun, jadi bila di usia ini masih gila dunia dan kemaksiatan, sungguh
T.E.R.L.A.L.U.. kemungkinan berakhir dengan keadaan yang buruk akan semakin
besar. Tapi sekali lagi bagi yang sudah hijrah dari usia 40, tentu sudah akrab
sekali dengan kebaikan, kebiasaan berbuat baik akan menjadikannya semakin
mantap melangkah dan bahkan berlari dan makin berlari untuk bisa meraih
kebaikan yang dijanjikan Allah SWT.
UMUR 70 – 100, bonus
extra time atau perpanjangan waktu.. hehehe.. bagi yang belum berbuat baik,
inilah masa-masa perenungan yang mendalam, penyesalan yang mendalam, ketika
raga sudah tidak bisa lagi diajak bersenang-senang, jangankan untuk merasakan
gegap gempitanya kesenangan dunia, untuk makan aja sudah tidak merasa enak,
tidur tak nyenyak, jalanpun tertatih kadang jatuh terhenyak. ketika kawan-kawan
sepermainan dalam urusan kemaksiatan dan kesenangan dunia satu persatu telah
meninggalkannya terlebih dahulu masuk liang lahat, bingung kepada siapa lagi
mau curhat. tidak ada lagi yang bisa diharapkan, hanya kata-kata penyesalan
kenapa tidak dari dulu berbuat baik, jika akhirnya menjadi rapuh sambil
menunggu panggilan absen dari malaikat maut. Baginya, kematian adalah hal yang
menakutkan, ia terus saja dirundung resah dan gelisah karena dihakimi oleh
prilaku masa lalunya. Apalagi kalo dimasa ini raga sudah tak berdaya akibat
sakit atau karena usia, apalagi yang bisa dilakukan? selain penyesalan
menjelang sakaratul maut.
Dan bagi yang telah konsisten
berbuat baik, ia akan mengalami kenikmatan batin yang luar biasa, ruh akan
merasa damai tinggal didalam raga yang baik, rasa rindu akan kampung halaman
yang dulu didiami oleh manusia pertama, Bapak Adam dan Ibu Hawa makin menjadi.
Hingga kematian bukanlah momok yang menakutkannya baginya.
“…Dan
Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang
perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan
sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur
panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam
Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah...”
(QS. Faathir :11)
USIA ANDA SUDAH MENGINJAK UMUR
40? SEMOGA ANDA MENDAPAT PENCERAHAN DARI
ARTIKEL INI. DAN MENJADIKANNYA SEBAGAI AWAL DARI HIJRAH MENUJU KERIDHOAN ALLAH
SWT.
PEMBACA, KENAPA KOK PESAN ULAMA TERSEBUT TERASA BEGITU
MENGENA BAGI SAYA, DAN INSYAALLAH SAYA BEGITU INGIN MELAKUKANNYA, KARENA TAHUN
INI, SAYA SUDAH MENGINJAK UMUR 40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar