Selasa, 25 Juli 2017

Taubat yang memurnikan jiwa

"..Ya Allah, kami sesat, kami penuh dosa, kami telah banyak melanggar amanah untuk menjaga jiwa raga pemberian-Mu agar selalu dalam keadaan Fitrah…. Jiwa raga ini telah kotor ya Rabb oleh karena kami selalu memperturutkan keinginan hawa nafsu,   Ampunilah dosa - dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa saudara-saudara kami kaum muslimin sekalian… raga dan jiwa kami tak layak memasuki surga-Mu ya Rabb,, namun kami tak akan mungkin tahan dan sanggup terhadap siksa Neraka-Mu,, hanya rahmat-Mu lah yang akan membebaskan kami dari kehinaan menuju kemuliaan..  Aamiin… Ya Allah… “

‘’ Wahai Tuhanku, Ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau maha penerima taubat lagi Maha Pengasih...’’ demikianlah doa Rasullulah dalam sebuah hadist hasan,

Taubat merupakan dimensi ibadah yang populer. Kaum sufi meletakkannya sebagai pilar penguat jiwa dan keimanan. Sufi terkemuka, sang Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali, membahasnya secara terperinci dalam sebuah pemahaman yang membentuk tiga komponen, yakni ilmu, Hal dan Amal.

Ilmu adalah dasar. Setiap manusia semestinya mengetahui bahwa dosa adalah dinding penghalang manusia dengan Allah SWT, Sang Hak, sumber kesucian dan kecintaan hatinya yang paling murni. Hati yang meresapi ilmu itu kana sedih dan sakit bila dosa tercatat dalam lembar kehidupannya yang membuat sang terkasih Allah SWT, menjauh dari pandangan kalbunya.

Ilmu inilah yang menghadirkan hal atau kondisi dimana ia ingin mengobati sakit dan sedih itu, mencari cara mengatasi penyesalan jiwanya. Ada maksud yang jelas dan terang untuk melakukan satu kebaikan saat itu juga. Perbuatan maksiat ia tinggalkan, dan berniat tak mengulanginya lagi sampai maut menjemputnya. Alam yang lalai dan rusak pada masa lalu ia ganti dengan ibadah dan kebaikan di masa kini.

Kondisi ini lalu ia realisasikan dalam amal perbuatan. Ia tepis sebersih bersihnya dosa yang dipahami dengan iman dan keyakinan sebagai racun berbahaya bagi jiwa. Dirinya mulai berjalan melakukan kebaikan-kebaikan yang memang dibutuhkan sebagai obat bagi jiwanya.

Ucapan hikmah menyebut bahwa taubat adalah api yang menyala dalam hati yang kemudian membakar dosa-dosa. Taubat juga dikatakan sebagai langkah melepas pakaian kepalsuan yang kotor dan tak berharga, berganti pakaian kesetiaan yang bersih dan berarti.
Sungguh banyak Firman Allah yang menyebut perkara taubat dalam firman-firmanNya, berikut ini diantaranya  :

‘’ ...Bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung ‘’
( QS. An-Nuur : 31)
‘’....Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa ( taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
( QS. At-Tahrim : 8 )
‘’Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri’’
( QS. Al Baqarah : 222)
‘’...Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?’’
( QS. At Taubah : 104 )
‘’... Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya’’
( QS. Al Furqon : 71 )
‘’....Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
‘’....Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang - orang yang beriman pahala yang besar. ‘’
( QS. An Nisaa’ : 145-146 )
‘’....maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat..’’
( QS. An Nashr : 3 )
‘’.... Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan..’’
( QS. Asy Syuura : 25 )
‘’...Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang ‘’
( QS. Al Hujuraat : 12 )

Pintu Taubat itu.. senantisa akan tetap terbuka.. untuk hamba-hamba yang kelelahan dalam dosa.. yang ingin dengan bersungguh-sungguh datang bersimpuh memohon kedamaian, dan melepas segala keburukan……..  sungguh, pintu ampunan itu tetap dibukakan oleh Allah yang maha pengampun, …selama detak jantung masih berdenyut, selama nafas masih didada dan selama raga masih bernyawa.

Tidak ada komentar: