Kisah
tentang kelahiran Nabi Isa AS, tak bisa dipungkiri, merupakan sebuah mukjizat
yang dibentangkan Allah SWT untuk menggambarkan salah satu tanda kekuasaan-Nya.
Dia dilahirkan di atas muka bumi ini tanpa kehadiran seorang ayah. Maka dari
peristiwa itu Maryam ibu Nabi Isa sempat mendapat tudingan miring lantaran
dikira sebagai perempuan yang tidak suci. Padahal, di dunia ini tidak ada yang
tidak mungkin bagi Allah, termasuk menciptakan seorang anak tanpa kehadiran
seorang ayah. Peristiwa itu membuat maryam menempuh ujian berat.
Maryam dipilih untuk melahirkan seorang anak tanpa sentuhan seorang lelaki
satupun. Allah memilihnya karena ia seorang wanita suci, mulia dan pilihan.
Sebagaimana diterangkan al-Quran, “ Dan ingatlah ketika Malaikat Jibril
berkata, Wahai Maryam, Allah memilihmu, mensucikanmu dan melebihkan kamu atas
segala wanita di dunia yang semasa dengan kamu” ( QS. Ali Imran 3:42 )
Kisah Nabi Isa diabadikan dalam al-Qur’an, mulai dari cerita ia dilahirkan
hingga ia diangkat menjadi nabi. Dalam al-Qur’an, Nabi Isa disebut dengan empat
panggilan, Isa, Isa putra Maryam, putra Maryam dan al-Masih. Nabi Isa diutus
Allah sebagai nabi untuk bani Israel dengan mengabarkan kitab injil yang
diturunkan sebelum al-Quran.
Menjadi
Wanita Pilihan
Syahdan,
di sebuah ruangan kecil dari rumah suci yang dijadikan sebagai tempat ibadah
itu, tinggal seorang wanita yang telah mengabdikan diri agar jauh dari
kehidupan dunia. dialah Maryam, seorang wanita pilihan yang lahir untuk
dinadzarkan oleh orang tuanya agar menjaga rumah ibadah. Meskipun dinadzarkan
menjadi wanita yang harus tinggal menyendiri, anehnya dia tetap tidak dirundung
kesedihan.
Wajah
wanita itu seLalu rampak bersinar bagai sebutir manikam yang berkilau. Pun hati
wanila itu dipenuhi dengan alunan dzikir, sehingga tak terbersit segumpal
bebatuan yang menghilangkan pesona.
Selama
menghuni rumah Allah itu, ía tidak tergoda dunia luar. Ia bisa menahan diri
dari gejolak dan angkara. Sepi, sendiri dan hidup dalam balutan kesenyapan. Tidak
ada celah yang menghubungkan dirinya dengan apa pun, antara wanita itu dengan
dunia di luar rumah suci tersebut, kecuali sebuah jendela yang sesekali membuat
wanita suci itu menengadah ke langit biru untuk sekadar melihat panorama keindahan
alam semesta.
Tapi
di hari yang menggelisahkan itu, tiba-tiba ia melihat sosok yang berkelebat. Hatinya
berdebar-debar. Ternyata, ada sosok utusan Allah yang datang membawa sebuah
kabar mendebarkan, sekaligus mencemaskannya. Seluruh ruang bermandikan cahaya.
Saat melihat utusan itu, iapun disergap rasa takut hingga berkata, “
Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang maha pemurah, jika kamu
adalah seorang yang bertaqwa “ (QS. Maryam 19:18)
Wanita
itu benar-benar merasa tidak sendiri. Ketakutan kian mendekapnya. Ia berusaha
menoleh kesegala penjuru ruangan tetapi ia tidak mendapatkan apapun diruangan
itu. Lalu kedua matanya mulai memandang penuh hati-hati dan waspada. Cahaya
putih yang dating tiba-tiba itu membuatnya begitu takut. Tak lama kemudian
utusan Allah yang tak lain adalah Malaikat Jibril itu akhirnya berkata
kepadanya, “ Sesungguhnya, aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk
memberimu seorang anak laki-laki yang suci ( QS. Maryam 19:19) diayat lain dikisahkan bahwa malaikat yang
datang itu telah memberi nama kepada putra yang akan dilahirkannya, sebuah nama
yang langsung diberikan Allah, yakni Isa. Isa akan menjadi terhormat didunia
dan akhirat, dan termasuk hamba yang didekatkan disisi Allah SWT. Sebagaimana
firman Allah, “ Hai maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu ( dengan
kelahiran seorang putra yang diciptakan ) dengan kalimat ( yang datang )
dari-Nya, namanya al-Masih Isa Putra maryam, seorang terkemuka didunia dan
akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah, dan dia
berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk
diantara orang-orang yang saleh “ ( QS. A Imran 3:45-46 )
Setelah
mendengarkan apa yang baru disampaikan utusan Allah itu, wajah wanita itu
pucat. Ia menundukkan kepala, ia bingung dengan kabar yang disampaikan oleh
malaikat jibril yang membuatnya tak mengerti. Ada sekelumit pertanyaan yang
lalu ia ungkapkan, “ Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang
tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!”
( QS. Maryam 19;20)
Utusan
Allah yang memberi kabar gembira pada maryam itu kemudian berkata, “
Demikianlah.” Tuhanmu berfirman: “ Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat
kami menjadikanya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami, dan
hal itu adalah perkara yang sudah diputuskan “ ( QS. Maryam 19:21 ) setelah
memberikan kabar tersebut utusan Allah itu kemudian menghilang.
Hari-hari
yang Sulit
Maryam
tahu dan paham, bahwa setelah hari itu dia akan mengalami hari-hari yang sulit.
Dipundak wanita suci itu akan tersemat beban yang berat, sebuah tanggung jawab
besar, lantaran dia mengandung anak sang kalamullah dan Ruhullah yang menghuni
didalam rahimnya. Seharusnya, pilihan yang sudah ditetapkan oleh Allah itu akan
membuatnya berbangga hati, karena menjadi wanita pilihan diantara wanita-wanita
yang ada.
Tetapi,
beban berat itu ternyata bukanlah sembarang beban, sebuah beban yang bias lepas
setelah ia melahirkan. Karena itu dia diliputi kekhawatiran. Sebuah kekawatiran
ikhwal apa yang akan terjadi dikemudian hari kelak. Betapa tidak, ia sadar
bahwa ia selama ini belum pernah disentuh seorang laki-laki manapun, tiba-tiba
dianugerahi Allah akan melahirkan seorang anak. Tak salah, jika hatinya terus
bertanya-tanya. “ bagaimana orang-orang nanti akan percaya bahwa seorang anak
bisa lahir tanpa seorang ayah?”
Waktu
pun berlalu. Kandungan maryam berbeda dengan kandungan umumnya wanita yang
hamil. Ia tidak merasakan sakit, tidak pula merasa berat, ia juga tidak
merasakan sesuatu yang bertambah diperutnya. Pasalnya, perutnya tidak membuncit
seperti umumnya wanita. Alhasil, kehamilan itu merupakan sebuah mukjizat.
Akhirnya, waktu yang ditetapkan Allah itu tiba. Sebagaimana digambarkan dalam al-Quran “ Maka maryam mengandungnya, lalu dia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh “ ( QS. Maryam 19:22 ) hari itu, ia merasa bahwa sesuatu akan terjadi. Kakinya mengikuti sebuah bisikan yang membawanya ke suatu tempat. Tempat itu tidak biasa dikunjungi seseorang, sebuah tempat yang tidak diketahui oleh seorangpun kecuali maryam. Disisi lain, juga tidak ada orang yang tahu bahwa maryam sedang hamil dan akan melahirkan. Mihrab yang menjadi tempat ibadahnya selalu tertutup. orang-orang mengetahui bahwa Maryam sedang sibuk beribadah dan tidak ada seorang pun yang mendekatinya.
Sesampai
di tempat itu, Maryam duduk beristirahat di bawah pohon kurma yang besar dan
tinggi. Maryam mulai merasakan perutnya sakit. Rasa nyeri itu kian terasa
hingga akhirnya iapun melahirkan. “ maka rasa sakit akan melahirkan anak
memaksa ia bersandar pada pangkal pohon
kurma, dia berkata “ Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan
aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan” (QS. Maryam 19:21)
Hati
Maryam gelisah. Sebab, ia tahu, setelah itu ia akan dihadang tatapan mata
orang-orang yang curiga dan penuh tanda
Tanya, mempertanyakan kelahiran bayi yang ia kandung. Tapi disaat gelisah
menyergap dan mencengkeram dirinya tiba-tiba ia mendengar malaikat berkata,
“Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu.
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan
buah kurrna yang masak kepadamu maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.
Jika kamu melihat seorang manusia, maka berkatalah: ‘Sesungguhnya aku telah bernadzar
berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusia pun pada hari ini” (QS. Maryam 19:24-26)
Maryam
pun merasakan ketenangan. Ia melihat al-Masih penuh kecintaan. Anak itu baru
dilahirkan beberapa saat yang lalu, tetapi ia langsung memikul tanggung jawab
ibunya di atas pundaknya. Segumpal kekhawariran masih tersimpan di sudut hati
Maryam hingga ia bertanya pada bayi yang baru saja dilahirkan, “Anakku, bagaimana
dengan orang - orang? Apa yang akan kukatakan pada mereka, ya Ruhullah?”
Isa
- sang mukjizat - yang lahir tanpa seorang ayah itu tersenyum kepada ibunya.
Senyum itu seketika membuat wanita itu diselimuti ketenangan hati. Dia kemudian
meletakkan bayi tersebut ke dalam pangkuannya. Tak lama kemudian, ia membawanya
pergi. Wanita itu pergi meninggalkan tempat tersebut, menuruni bukit dan
kembali ke tempat suci yang selama ini ia tinggali.
Tatkala
Mariyam kembali, orang-orang melihat dengan sorot mata penuh heran. Pasalnya,
orang-orang melihat Maryam kembali membawa bayinya. Tak mustahil, kalau salah
satu dan mereka itu kemudian mencibir: “Lihatlah... Itu Maryam, anak Imran,
membawa seorang bayi!” “Bagaimana bisa?” tanya yang lain. Dalam waktu singkat, kabar
kedatangan Maryam yang membawa bayi itu segera tersebar. Mereka menggunjing
ikhwal bayi yang dibawa wanita suci itu. Bahkan, beberapa orang yang hatinya
penuh kebusukan menuding Maryam telah berbuat mungkar. dan mereka kemudian
menuduh Maryam telah benbuat zina.
Kedatangan
Maryam kian menghebohkan. Sebab orang-orang itu tahu bahwa Maryam adalah
seonang wanita yang belum menikah dan masih perawan. Lantas, siapakah bayi yang
dikandung Maryam itu?
Isa
membela Sang Ibu
Akhirnya
kabar miring itu sampai di telinga ahli nujum dan juga Nabi Zakaria. mereka pun
segera pergi ke tempat suci yang ditinggali Maryam untuk melihat secara
langsung. Begitu mereka tiba, salah seorang Ahli Nujum berkata kepada Maryam
dengan kasar, “ Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat
mungkar.” ( QS. Maryam19:27 )
Sementara yang lain menimpali dengan perkataan, “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina” (QS. Maryam 19:28)
Maryam
tidak berkata apapun. Ia hanya memandang wajah kaumnya itu dengan penuh cahaya
kemilau dan keyakinan. Ia lalu menunjuk kearah bayinya yang ada didalam buaian.
Tentu saja, orang-orang itu heran dan tidak paham sama sekali dengan apa yang
dimaksudkan Maryam, “ Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang
masih didalam ayunan? ( QS. Maryam 19:29)
Isa – Bayi yang masih mungil itu tiba-tiba menjawab pertanyaan yang diajukan mereka kepada Maryam, “ Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab ( Injil ) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikanku aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan kembali ( QS. Maryam 19:30-33)
Anak
yang masih kecil itu berbicara dibuaiannya, seorang anak kecil yang lahir tanpa
seorang ayah, anak kecil yang mengatakan bahwa Allah SWT telah memberinya
Al-Kitab dan menjadikannya seorang nabi.
Ini adalah Mukjizat, tidak aneh, jika orang-orang yang mendengar ucapan
Isa begitu takjub dan terkejut hingga membuat hatinya bergetar. Mereka hanya
bias memandang Isa dengan penuh keheranan.
Sebuah keajaiban telah terjadi didepan mata mereka.
Seketika itu, Nabi Zakaria tak ragu dan percaya bahwa Isa adalah utusan Allah.
Ia segera bersujud kepada Allah. Sedang sebagian yang lain, ada yang bias
menerima kejadian itu sebagai mukjizat dan menimaninya. Tapi sebagian yang lain
masih tertutup hatinya. Padahal, ucapan Isa itu sebuah mukjizat. Pun sebagai
pembelaan terhadap maryam yang dituduh berbuat zina oleh orang-orang yahudi.
Sumber : kisah-kisah terbaik Al-Quran, Kamal as-sayyid, Pustaka Zahra, Jakarta
Sumber : kisah-kisah terbaik Al-Quran, Kamal as-sayyid, Pustaka Zahra, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar