TELEVISI, Pencuri paling berbahaya adalah televisi. Di sinilah
orang - orang kafir yang tidak peduli dengan keselamatan akhirat kita dan
orang-orang Islam yang tertipu oleh hawa nafsunya saling tolong menolong. Televisi
adalah pencuri yang paling banyak memakan korban. Bacaan Al Quran tertunda,
kekhusyukan sirna oleh tawa, waktu yang sebenarnya lama menjadi tak terasa oleh
film - film menarik, mata tidak terjaga dari fitnah lawan jenis, semuanya
didapat tanpa perlu kemana-mana. Cukup di depan televisi saja.
Lihatlah salah satu ulah televisi. Betapa tidak ada
pantasnya sama sekali, seseorang yang terpingkal - pingkal di waktu sahur.
Padahal waktu sahur adalah waktu yang diberkahi, Allah menjanjikan turun ke
langit bumi untuk mendengar, mengampuni dan mengabulkan semua doa hambaNya.
Kita tidak akan pernah menemukan satu catatan pun dari orang orang sholeh
mereka tertawa - tawa di waktu sahur.
Maka bijaksanalah memanfaatkan televisi. Bahkan kalau
perlu, buatlah komitmen untuk tidak menyalakannya selama bulan Ramadhan. Tidak
akan ada ruginya kalau kita tidak mengikuti berita apalagi film - film di
televisi.
MEDIA SOSIAL, Media sosial dan Internet menduduki
daftar berikutnya sebagai pencuri Ramadhan. Benlama-lama dengan media sosial,
berpotensi besar menghabiskan banyak waktu kita untuk kesia-siaan. Update
status, saling berkomentar, menunggu komentar, cek jumlah komentar, adalah
pekerjaan-pekerjaan yang di bulan Rannadhan tenlalu mahal bila düsi dengan hal
yang demikian. Membaca link-link benita yang sebenarnya tidak berdampak bagi
bertambahnya ketakwaan kita, sebaiknya ditinggalkan dulu. Ramadhan mengajarkan
kepada kita untuk selalu khusyuk. Sebisa mungkin memperbanyakd zikir kepada Allah.
TEMAN YANG BANYAK BICARA DAN SUKA MELUCU, Seseorang yang lisannya banyak bicara dan suka bercanda,
disadari atau tidak, ia berpotensi mencuri Ramadhan orang - orang di
sekitarnya, Sekaligus Ramadhannya sendiri juga tercuri lebih banyak. Maka agar
Ramadhan kita tidak tercuri oleh mereka, bersikap tegaslah. Tegas bukan berarti
kita harus memutus silaturrahim. Bukan.Tapi tidak ada salahnya kita mengambil
jarak dan pertemuan - pertemuan canda tawa. Ada baiknya kita menjauh dari
obrolan - obrolan tidak penting dan lelucon - lelucon yang sama sekali tidak manfaat.
Banyak bicara dan bercanda membuat hati pembicara maupun
pendengarnya mengeras. Rasulullah bersabda, “ Jauhilah oleh kalian banyak
tertawa, karena banyak tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya
wajah “ ( HR. lbnu Majah )
Nasehat ni bukan berarti kita harus mengasingkan diri.
Silakan temui dan berbicaralah derigan teman - teman sebatas itu memang
kebutuhan. Tapi jangan berbicara berlama - lama sehingga berpotensi bahan
pembicaraan meluas ke mana - mana. Apalagi di sana ada lawan jenis.
Perpendeklah pembicaraan menjadi seperlunya saja. ini penting, kalau kita
menginginkan Ramadhan kita bukan sekedar memburu pahala, tapi juga mendidik
hati agar semakin bertakwa.
PEKERJAAN DAN PERDAGANGAN, Pekerjaan dan perdagangan, terkadang menghambat kita dan
memaksimalkan amaliah di Bulan Ramadhan. Kita tidak akan berdebat soal bahwa
bekerja dan mencari nafkah adalah kewajiban yang didukung syariat. Akan tetapi,
bijaksanalah memanfaatkan waktu dalam bekerja dan mencari nafkah. Tetap
bekerjalah dengan balk dan bersungguh - sungguh. Jangan mendzalimi perusahaan
dengan tidak memberikan hak perusahaan melalui kerja kita. Akan tetapi satu
sisi, jangan pula lalaikan amanah rohani untuk melakukan ketaatan kepada Allah karena
disebabkan sibuk bekerja.
Bagaimana
kita disebut mengabaikan hak rohani? Contoh langsungnya adalah kita menunda - nunda
waktu shalat karena kesibukan kerja. Kita sering tidak sempat shalat Maghrib
dan Isya di masjid karena masih berkutat perjalanan pulang dari kantor. Mau
mendapat berkah Ramadhan yang seperti apa coba, kalau hari-hari kita hanya
sibuk urusan dunia.
PASAR DAN TEMPAT HIBURAN, Inilah tempat yang sebenarnya jauh
lebih banyak keburukannya daripada kebaikannya. Rasulullah bersabda, “ Tempat
yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci
oleh Allah adalah pasar.” (HR. Muslim).
Nabi menyampaikan yang demikian ini,
dalam konteks pasar beliau di zaman itu dimana kondisi fitnahnya tidak sebanyak
hari ini. Mall, Plaza, Swalayan, hari ini bersaing menyajikan kenyamanan
belanja bahkan memberikan nuansa hiburan bagi pengunjung. Sehingga pengunjung
betah berlama- lama. Belum lagi, para penjual yang berusaha menarik perhatian
dengan cara yang buruk ( kalau tak dibilang hina ). Beberapa di antara mereka
menyuruh wanita - wanita yang tidak menutup aurat dan berpenampilan menarik
(menggoda) untuk melayani pembeli. Maka, dengan dalil apakah kita akan
mengatakan bertemu dan berlama-lama di pasar seperti itu adalah sebuah
kebaikan? Tidak ada, kecuali orang yang menuruti hawa nafsu sajalah yang
melakukannya.
Sekarang ada toko online. Silahkan siasati kebutuhan anda
terhadap barang barang tertentu dengan membeli di toko online. Niatkan untuk
menjaga pikiran, hati dan mata dan hiruk pikuk dan keburukan pasar.
PESTA DAN ACARA - ACARA PERTEMUAN, Pertemuan dan perkumpulan akan memberikan kebaikan selama
niat dan caranya benar. Pertemuan - pertemuan yang sejak awal diniatkan untuk keburukan
tidak perlu kita bahas. Yang justru kita waspadai adalah, pertemuan - pertemuan
yang niatnya benar tapi caranya yang salah. Contohnya acara bukber atau buka
puasa bersama. Niatnya baik yaitu buka puasa bersama, tapi isinya canda tawa,
laki dan perempuan tanpa batas, makan sesuai selera perut, shalat maghrib tidak
di Masjid, sampai bablas tidak shalat isya dan tidak shalat tarawih. Sungguh
acara-acara seperti ini tidak memiliki kebaikan. Membuat acara ini dengan
maksud menyemarakkan Ramadhan adalah keliru besar. Sebenarnya ia hanya menyemarakkan
hawa nafsu saja.
Sebenarnya, acara buka puasa bersama bukanlah suatu yang
penting di bulan Ramadhan. Banyak orang yang sudah mengerti tentang makna
Ramadhan, mulai meninggalkan acara ini, Mereka mulai menyadari acara seperti ini
tidak banyak manfaatnya. Maka sekarang kita harus mulai tegas:
TIDAK ADA BUKA PUASA BERSAMA, KALAU MENINGGALKAN SHALAT BERJAMAAH MAGHRIB Dl
MASJID!
Sumber : Majalah Nurul Hayat edisi 149 Tahun 2016,
Kolom Hikmah Utama III
2 komentar:
artikel yg bermanfaat,terima kasih
artikel yg bermanfaat,terima kasih
Posting Komentar